Grid.ID - Menjadi penguasa terlama di dunia, Ratu Elizabeth telah memegang takhtanya selama 66 tahun.
Namun, apa yang terjadi jika wanita 92 tahun ini meninggal dunia?
Laman Independent memberitakan, saat Ratu wafat, maka akan dilaksanakan operasi yang dijuluki London Bridge.
Ini adalah kode rencana yang akan digelar selama beberapa hari setelah Ratu Elizabeth II mangkat.
( Baca Juga :Bernapas Menyentuhkan Lidah ke langit-langit Mulut Punya Manfaat Besar)
Rencana ini telah disusun secara hati-hati sejak tahun 1960an. Lalu, bagaimanakan prosesi ' Operasi London Bridge' tersebut?
Saat ratu meninggal, Perdana Menteri Inggris akan mendapatkan kabar ini melalui sekretaris pribadi ratu, Sir Christopher Geidt, sebelum kabar ini dirilis untuk publik.
PM akan menginformasikan kabar duka ini untuk 15 negara dan 36 negara persemakmuran Inggris.
Secara historis, kantor berita BBC selalu diberi kabar pertama tentang kematian anggota kerajaan sebelum media lainnya.
Namun, saat ini pengumuman tersebut akan disiarkan kepada media dunia melalui kantor berita seperti Press Association.
Jika kematian sang Ratu telah diprediksi, misalnya Ratu dalam keadaan tak sehat, kabar ini akan disiarkan melalui saluran televisi utama ini.
Ketika semua saluran BBC menyiarkan kabar ini, saluran independen lainnya mungkin akan melakukan hal yang sama.
Cara penyiar menyampaikan kabar ini juga menjadi hal penting, misalnya detil kecil seperti pakaian mereka ketika melakukan tugasnya juga berada di bawah pengawasan publik.
Pada peristiwa di tahun 2002, misalnya, Peter Sisson dari BBC mendapat kritik keras dari publik ketika memakai dasi merah saat mengumumkan kematian ibu suri Kerajaan Inggris.
( Baca Juga :Kisah Mata Hari, Mata Mata Prancis dan Jerman Keturunan Jawa)
Semua pembawa berita harus memakai dasi hitam saat mengumumkan kematian anggota kerajaan.
Pembawa berita juga harus melakukan gladi bersih sebelum mengumumkan kematian sang Ratu.
Ini dilakukan untuk memastikan kesiapan mereka. Berita kematian juga sudah dipersiapkan sebelumnya, seperti sejumlah film dan dokumenter yang telah direkam.
Para pilot juga mengumumkan berita duka ini dalam penerbangan mereka.
Lalu, apa yang terjadi setelah itu? Kemungkinan besar semua aktivitas akan terhenti ketika datang kematian seorang raja.
Misalnya, ketika George VI meninggal di tahun 1952, BBC berhenti menyiarkan acara komedi sampai pemakaman usai.
Pada hari itu, kemungkinan sebagian besar pekerja Inggris akan pulang lebih awal. Juga akan ada periode berkabung selama 12 hari.
Selama waktu itu, jenazah Sang Ratu akan dipindahkan ke Istana Buckingham jika ratu tidak meninggal di sana. Waktu tersebut juga digunakan untuk menyiapkan pemakaman kenegaraan yang dipimpin oleh Uskup Agung dari Canterbury.
( Baca Juga :Meski Mudah, Kesalahan Fatal ini Masih Disepelekan Pengguna Mobil Matik!)
Seluruh rakyat Inggris juga akan mengibarkan bendera setengah tiang. Ketika hari pemakaman, sebagian besar Bank di Inggris dan bursa saham London stock Exchange akan ditutup.
Hari pemakanan dan penobatan raja berikutnya akan menjadi hari libur nasional. Memang hal ini menimbulkan kekhawatiran munculnya kerugian ekonomi. Namun, sulit untuk mengetahui sebelum hal tersebut terjadi.
Yang terjadi pada jenazah Ratu Peti mati Sang ratu akan berada di Westminster Hall selama empat hari agar masyarakat bisa memberi penghormatan.
Lebih dari 200.000 orang memberi penghormatan kepada Ibu Suri ketika tubuhnya dibaringkan di sana. Dan, saat kematian Ratu Elizabeth II tiba, diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat.
Setelah itu, jenazah Ratu akan dimakamkan di kapel St George, Istana Windsor, tempat ibu suri dan ayahnya, Raja George VI, dimakamkan.
( Baca Juga :Bawa Kroasia ke Final Piala Dunia 2018, Masa Kecil Modric Penuh Luka)
Penobatan raja baru The Prince of Wales alias Pangeran Charles secara otomatis akan menjadi raja setelah kematian Sang Ratu.
Ia juga akan memberi pidato saat malam kematian Ratu Elizabeth II. Istrinya, Camilla Parker akan mendapat gelar Ratu.
Pangeran Charles juga dapat memilih untuk mengubah namanya saat naik takhta. Bangsawan dapat memilih salah satu dari nama yang diberikan.
Dengan kata lain, ia bisa memilih untuk mendapat sebutan sebagai Raja Arthur, Philip, atau George. Jika ia memilih untuk mempertahankan namanya, ia akan mendapat sebutan Raja Charles III.
Penobatan Pangeran Charles akan berlangsung beberapa bulan setelah pemakaman Sang Ratu. Kemungkian besar, The Duke of Cambridge atau Pangeran William akan berganti gelar menjadi Pangeran Wales. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Jika Ratu Elizabeth II Meninggal, Inilah yang Akan Terjadi.....
Putranya Digandrungi Banyak Cewek, Inilah Sosok Ibunda Ariel Noah yang Jarang Tersorot Kamera
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |