Laporan Wartawan Grid.ID, Elizabeth Ayudya RR
Grid.ID - Burberry, label fashion kelas atas Inggris, menghancurkan pakaian, aksesori, dan parfum yang tidak terjual.
Produk-produk tersebut ditaksir senilai 28 juta Pounds atau sekitar Rp 529 Miliar.
Perusahaan-perusahaan mode termasuk Burberry memiliki kebiasaan menghancurkan barang-barang yang tidak terjual untuk mencegah pencurian atau penjualan dengan harga miring.
BACA: Ririn Ekawati Tanggapi Komentar Netizen yang Menyebut Penyakit Putri Denada Sebagai Karma
Burberry mengklaim, hasil pembakaran produknya tidak berbahaya bagi lingkungan.
"Burberry berusaha meminimalkan stok produk. Pada saat di mana kami harus menghancurkan produk yang tidak laku di pasaran, kami mengupayakan berbagai cara untuk mengurangi limbah," ujar jubir perusahaan tersebut.
Selama beberapa tahun terakhir, Burberry telah bekerja keras membuat merknya eksklusif setelah banyaknya pemalsuan.
BACA: Makam Kuno Berumur 2000 Tahun Ditemukan di Alexandria Mesir
Menghancurkan produk adalah bagian dari itu.
"Alasan mereka melakukan ini adalah agar pasar tidak dibanjiri diskon.
Mereka tidak ingin produk Burberry jatuh ke tangan orang tak bertanggungjawab yang bisa menjual produk-produk itu dengan harga murah dan berpotensi meremehkan merk," ujat Maria Malone, dosen fashion bisnis Manchester Metropolitan University.
BACA: Bukan Mobil Mewah, Chris Hemswort Siapkan Tarian Salsa Sebagai Hadiah Ulang Tahun Sang Istri
Burberry bukan satu-satunya perusahaan yang berurusan dengan surplus stok mewah.
Richemont, pemilik merek Cartier and Montblanc, harus membeli kembali jam tangan senilai Rp 81 Triliun selama 2 tahun terakhir.
Analis mengatakan, beberapa bagian jam tangan itu akan didaur ulang, namun banyak yang sengaja dibuang. (*)
Anaknya Pergoki Suami Selingkuh di Rumah Saat Ia Pergi Umroh, Selebgram Ini Akhirnya Usir Meski Belum Cerai: Temenin Tuh Pacar Lu
Penulis | : | Elizabet Ayudya |
Editor | : | Elizabet Ayudya |