Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Fitria C
Grid.ID - Dewasa ini, membandingkan anak menjadi sebuah kebiasaan yang menjamur dan dianggap biasa-biasa saja.
Mungkin hal itu wajar bagi orang tua, tapi tidak loh bagi anak.
Dibandingkan seolah menjadi momok dan mimpi buruk bagi buah hati.
Buruknya, hal ini bisa menjadi trauma yang dibawa hingga dewasa.
(BACA JUGA : Kunjungi Lokasi Bencana, Presiden Jokowi Salurkan Bantuan dan Berdialog Langsung dengan Para Korban Gempa di Lombok)
Ya, setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak.
Tapi tak semua yang diinginkan orang tua bisa diwujudkan.
Saat itulah perilaku 'mematikan' orang tua ini muncul.
Membandingan kegagalan anak dengan keberhasilan yang diraih orang lain, tanpa tahu apa akibatnya.
Menurut Psikolog Mellissa Grace, orang tua dilarang membandingkan karena setiap anak adalah unik dan tak terbandingkan satu dengan lainnya.
(BACA JUGA : Ngeri! Sensai Berjalan di Atas Kaca Dengan Ketinggian 4.600 Kaki)
Lebih lanjut, Mellissa juga menjelasakan beberapa dampak yang muncul saat orang tua membandingkan anaknya.
"1. Pola-nya akan terekam di dalam alam bawah sadar anak dan terbawa hingga ia dewasa.
2. Anak tidak akan pernah puas dengan apa-pun yang dimiliki atau dicapainya di kemudian hari.
3. Anak akan mengembangkan sikap iri hari (jealousy) pada orang lain.
4. Anak akan mudah untuk merasa minder dan tidak percaya diri.
5. Anak kurang mengenali dan menghargai dirinya sendiri dan pencapaian-pencapaian dirinya.
(BACA JUGA : Lincahnya Noah Sinclair Saat Tirukan Dance 'In My Feelings' Challenge)
6. Emosi anak menjadi labil karena ia cenderung menggantungkan keberhargaan dirinya pada pendapat atau perbandingan yang dilakukan oleh orang lain, dan bukan talenta, usaha, maupun prestasi-prestasinya sendiri."
Nah, itu hanya sebagian efek yang mungkin dirasakan anak jika terus dibandingkan.
Masih ada banyak alasan yang bisa membuatmu menyesal jika terus melakukan kebiasaan ini.
Jadi, stop mulai dari sekarang ya.(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | |
Penulis | : | Linda Fitria |
Editor | : | Linda Fitria |