Baterai Hingga Aki Ditemukan di Tas Calon Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Ternyata Bagian dari Jasa Joki

Laporan Wartawan Grid.ID, Chandra Wulan

Grid.ID - Setiap tahun, selalu terdengar berita tentang calon mahasiswa yang membayar lebih untuk masuk ke kampus atau fakultas tertentu.

Biasanya, para calon mahasiswa ini membayar nominal tertentu kepada joki agar bisa diterima.

Namun, hal ini tidak bisa berhasil jika mahasiswa harus tetap mengikuti ujian masuk.

Mestinya praktik joki bisa berhenti sampai di sini.

Namun, mereka tak hilang akal.

(Baca juga: 2 Kali Operasi Tumor Otak, Begini Kondisi Magali, Putra Marcella Zalianty Sekarang)

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Biro Akademik dan Admisi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta Wahyu Widyaningsih menyampaikan bahwa pihaknya menerima informasi sedang marak aksi kecurangan dalam tes masuk kedokteran.

Setelah melakukan penggeledahan, ditemukan tujuh calon mahasiswa yang berbuat curang.

Mereka menggunakan alat bantu dengar berukuran kecil.

Selain itu, ada pula satu calon mahasiswa yang memfoto soal ujian dan mengirimkannya ke biro jasa.

Selanjutnya, ia dibantu mengerjakan soal dan diberitahu jawabannya melalui alat bantu dengar.

(Baca juga: Pemain Guardian of The Galaxy Minta Disney Batalkan Pemecatan James Gunn)

Mahasiswa tersebut meletakkan kamera smartphone di lubang bekas kancing baju.

Ia mengenakan jaket yang salah satu kancingnya sengaja dilepas.

Tas seluruh mahasiswa pun digeledah.

Hasilnya, ditemukan empat handphone, alat pemancar sinyal, dua buah aki, dan rangkaian kabel serta baterai.

Tas berisi alat-alat tersebut bahkan telah didesain sedemikian rupa agar tak ketahuan.

(Baca juga: 7 Tahun Menikah, Ini Perjalanan Cinta Delon dan Yeslin Wang)

Ternyata, para calon mahasiswa mengaku mendapat tawaran joki.

Tarif tertingginya mencapai 150 juta.

Mereka baru akan membayar jika memang diterima.

Karena tindak kecurangan ini, ujian dibatalkan dan mereka tidak diterima.

Pihak UAD sendiri telah menerangkan di situs penerimaan mahasiswa baru (PMB) mereka, bahwa "Segala bentuk penipuan atau tindakan yang terbukti dilakukan tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan Panitia Penerima Mahasiswa Baru UAD, kami nyatakan batal demi hukum."

(*)

PROMOTED CONTENT