Laporan Wartawan Grid.ID, Dinda Tiara Alfianti
Grid.ID - Negara Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia.
Umumnya, kanker serviks terutama tipe 16 dan 18 biasanya tidak menunjukkan gejala atau keluhan pada tahap awal.
Gejala atau keluhan biasanya baru muncul saat kanker sudah memasuki stadium 2 atau lebih.
(BACA JUGA: Menjalani Pola Hidup Vegetarian, Deretan Selebriti Berikut Memilih Tidak Mengonsumsi Daging)
Lebih lanjut, kali ini dr. Fery Darmawan, SpOG, Spesialis Kebidanan & Kandungan menjelaskan lebih dalam kepada Grid.ID tentang penyakit kanker serviks berikut cara deteksi hingga mengatasinya.
"Kanker serviks adalah keadaan di mana suatu sel akan mati dan nggak tumbuh lagi, tapi karena suatu hal atau virus, sel tersebut malah bertumbuh hebat dan mendesak organ lainnya," ungkap dr. Fery Darmawan, SpOG saat ditemui Grid.ID di acara Felancy Moms Beauty Blogger Gathering, Selasa (31/07), di Harlequin Bistro Kemang Jakarta.
(BACA JUGA: 5 Potret Kekompakan Jonathan Frizzy dan Ketiga Anaknya)
Dokter Fery juga menjelaskan bahwa kanker serviks menyerang bagian leher rahim dan menjadi penyakit yang mematikan bagi wanita.
"Kanker serviks adalah penyakit pembunuh nomer 2, setiap jam ada 1 orang perempuan Indonesia yang meninggal karena kanker serviks," jelasnya.
Penyebab utama kanker serviks adalah karena inveksi yang disebabkan oleh Human papillomavirus atau HPV.
(BACA JUGA: Benarkah Anak yang Lebih Dekat dengan Sang Ayah Akan Sukses di Masa depan?)
"Ini adalah salah satu penyakit yang sangat menular bisa melalu hubungan seksual atau hubungan kontak langsung kulit ke kulit di daerah genital," kata dr. Ferry Darmwan.
Kanker serviks biasanya ditandai dengan munculnya keputihan dalam waktu yang lama, nyeri hebat saat buang air kecil, gangguan BAB, dan nyeri setelah berhubungan.
"Ada juga faktor yang bisa menyebabkan resiko kanker serviks, seperti hubungan sex di usia muda, pasangan lebih dari satu, banyak anak, dan merokok," katanya.
(BACA JUGA: 7 Pulau Bernama Binatang di Indonesia, Nomor 3 Dihuni Binatang Purba)
Dan, untuk mengatasinya kamu bisa melakukan perlindungan terbaik untuk tubuh yang dilakukan sejak dini dengan melakukan vaksinasi.
"Untuk wanita yang belum pernah melakukan hubungan bisa dicegah dengan vaksinasi, atau kalau yang sudah berhubungan seksual bisa dengan papsmear yang dilakukan setiap satu tahun sekali, atau sesuai dengan anjuran dokter," saran dr. Ferry Farmawan. (*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Penulis | : | Dinda Tiara Alfianti |
Editor | : | Justina Nur L |