Grid.ID - Baru-baru ini, dunia maya tengah dihebohkan dengan sebuah tantangan baru bernama 'Momo Challenge'.
Seperti yang diberitakan The Sun pada 5 Agustus 2018, tantangan yang juga disebut sebagai permainan itu berawal dari Facebook.
Para anggota yang ikut dalam permainan itu ditantang untuk berkomunikasi dengan sebuah nomor tak dikenal.
Kemudian, mereka akan diburu dengan gambar dan pesan yang menakutkan.
Momo Challenge lantas meresahkan masyarakat, terutama orang tua karena telah memakan korban jiwa.
BACA: Sudah Kantongi Restu Orangtua, Verrell Bramasta Belum Siap Nikah
Seorang gadis berusia 12 di Argentina diketahui melakukan bunuh diri setelah mengikuti Momo Challenge.
Dari kejadian di atas, Momo Challenge ditakuti sebagai bentuk baru dari 'Blue Whale Challenge' atau tantangan paus biru yang viral pada 2017.
Blue Whale Challenge 'mengajak' para remaja untuk menyelesaikan sejumlah tantangan dalam waktu 50 hari.
Sama halnya dengan Momo Challenge, tantangan Blue Whale itu secara bertahap menjadi lebih berbahaya dan akhirnya para peserta diminta untuk mengakhiri hidupnya.
Dikutip dari BBC, ada sejumlah pendapat yang berbeda tentang asal muasal Blue Whale Challenge.
BACA: Tantri Syalindri Buktikan Putri Kecilnya Sudah Punya Bakat Menyanyi Meski Baru Berusia 2 Tahun!
Banyak yang percaya nama itu diambil dari perilaku sejumlah paus biru yang sengaja mendamparkan diri ke pinggir pantai lalu mati.
Nama 'Blue Whale' lantas digunakan oleh kelompok yang diduga melakukan tekanan pada remaja untuk bunuh diri.
Lalu, adakah gejala yang timbul saat seseorang terutama remaja 'terperangkap' dalam tantangan, baik Blue Whale maupun Momo Challenge itu?
Lembaga pemerhati anak di Inggris memberikan arahan bagaimana mendeteksi online grooming, yakni ketika remaja mulai membangun koneksi emosional dengan kelompok dunia maya.
Tentu ada sejumlah gejala, tapi tidak selalu nyata karena para pelaku terlatih untuk bertindak hati-hati untuk mencegah agar tindakan mereka tidak diketahui.
BACA: Gempa Kembali Guncang Lombok, BMKG Beri Peringatan Dini Tsunami
Beberapa gejala itu antara lain:
1. Menjadi sangat tertutup, terutama soal apa yang mereka lakukan di dunia maya.
2. Menghabiskan banyak waktu di dunia maya.
3. Mengganti tampilan layar pada ponsel atau laptop mereka saat didekati orang tua.
4. Menarik diri atau marah setelah menggunakan internet atau mengirim pesan teks.
5. Memiliki banyak nomor telepon baru atau alamat email di perangkat mereka.
Namun, kadang perilaku anak adalah sesuatu yang normal dan penting bagi orang tua untuk tidak bereaksi berlebihan.
(*)
Source | : | BBC,The Sun |
Penulis | : | Hastin Munawaroh |
Editor | : | Hastin Munawaroh |