Grid.ID - Seorang ahli geofisika dari Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyatakan dua gempa besar yang terjadi di Lombok disebabkan oleh tabrakan dua lempeng tektonik.
Paul mengungkapkan pusat kedua gempa terjadi sepanjang patahan beserta dua lempeng tektonik bertabrakan.
Dimana dalam prosesnya satu lempeng menimpa lempeng yang lain.
"Di daerah ini (Lombok) ada zona subduksi, di mana salah satu lempeng berada di bawah lempeng lain dan terjadi tabrakan," kata Paul kepada Live Science, seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (9/8).
Menurut Paul, yang bertabrakan adalah Lempeng Australia dan Lempeng Sunda.
BACA : Ini Proses Perekrutan Menjadi Agen Mata-mata CIA, Untuk Mendaftar Saja Butuh Waktu Setahun!
"Lempeng Australia bergerak ke bawah lempeng Sunda dan lempeng Australia bergerak ke utara saat ada di bawah lempeng Sunda," imbuhnya.
Ia menuturkan, kawasan Indonesia yang dilingkari Cincin Api Pasifik atau poros potensi bencana, membuat Indonesia rawan gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Cincin api yang dimaksud sebenarnya berbentuk tapal kuda jika dihubungkan dengan garis imajiner sebagai penandanya.
Cincin api membentang di tepi Samudera Pasifik dan mengikuti kawasan dengan lempeng tektonik yang setiap waktu dapat bertabrakan.