Grid.ID - Pada tahun 2017 lalu seorang balita umur 4 tahun datang ke klinik kesehatan.
Anak tersebut menderita batuk berlarut-larut.
Mengutip dari Kompas.com, Sabtu (11/8) dokter yang memeriksanya keheranan saat mendengar suara batuk si bocah.
Betapa tidak saat terbatuk, suara si bocah seperti cuitan burung.
BACA : Begini Cara Memasak Mie Instan Agar Kandungan MSG yang Merusak Otak Hilang
Bahkan dokter yang memeriksanya menjuluki kasus ini sebagai 'Batuk Siulan' dan telah ia terbitkan dalam jurnal The New England Journal of Medicine pada Rabu, 8 Agustus 2018.
Hasil pemindaian X-ray pada dada bocah itu menunjukkan, paru-paru bagian kirinya mengalami hiperinflasi atau ekspansi paru-paru.
Hiperinflasi sendiri disbabkan oleh sesuatu yang menghalangi saluran udara ke paru-paru atau karena penyakit tertentu.
Untuk memastikan apa yang menyumbat saluran pernapasan si bocah, dokter melakukan prosedur bronkoskopi.
Bronkoskopi yakni metode memasukkan tabung tipis ke paru-paru melalui tenggorokan.
BACA : Nekat Cabuli Gadis SMP dan Sebarkan Videonya, Seorang Pria di Bandung Dibekuk Polisi
Walhasil benda yang ditelan oleh si bocah berhasil dikeluarkan, dan ternyata sebuah peluit mainan.
Setelah peluit putih berhasil dikeluarkan, dokter mendapat keterangan bahwa sebelum mengalami batuk siulan, bocah ini memang bermain peluit dan tak sengaja menelannya.
Dokter yang menangani kasus bocah tersebut, Dr. Pirabu Sakthivel dari All India Institute of Medical, New Delhi berujar bila si bocah menelan benda lain suara batuknya akan berbeda.
"Sudah ada banyak kasus terkait benda asing tersangkut di saluran pernapasan. Namun, batuk siulan karena peluit jarang terjadi," katanya kepada Live Science, dilansir Sabtu (8/8).
BACA : Viral di Twitter, Video Detik-detik Minimarket Roboh Akibat Gempa Lombok
Sehari setelah peluit diangkat dari dalam tubuhnya, bocah ini langsung melakukan foto rontgen.
Syukur paru-paru kirinya sudah kembali normal.(*)
Beda Keyakinan dengan sang Ibu, Venna Melinda Tetap Percaya Doa Orangtua Mustajab: Meskipun Mama Hindu
Source | : | Kompas.com,Live Science |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |