Dua masalah jantung tersebut bisa menyebabkan beberapa hal terjadi pada tubuh seseorang ketika mengalami serangan jantung seperti yang dijelaskan berikut.
1. Jantung mungkin akan bergetar
Aritmia yang paling umum dan berpotensi mematikan adalah fibrilasi ventrikular, dimana ritme jantung menjadi sangat cepat dan kacau.
Kondisi ini menyebabkan ruang bagian bawah jantung bergetar dan membuat sirkulasi terhenti.
2. Irama detak jantung bisa menjadi semakin cepat atau melambat
Ritme abnormal lainnya yang menyebabkan jantung berhenti memompa darah.
Detak jantung yang meningkat (di atas 100 denyut per menit) atau melambat di bawah 60 denyut per menit bisa menyebabkan aliran darah terhenti.
3. Pasien mungkin tidak akan mengingat apa-apa
(BACA JUGA :Mengaku Sudah Move On Dari Dipo Latief, Nikita Mirzani Mau Buang Sial di Bali Ini Alasannya)
Terkadang, ketika jantung akan berhenti memompa darah, tidak akan muncul gejala sama sekali.
Pada beberapa kasus tertentu, seseorang akan merasa pusing, lelah, kedinginan tepat sebelum pingsan.
Sel-sel yang pertama mati ketika serangan jantung terjadi adalah sel-sel otak.
Kematian sel di otak inilah yang membuat pasien penyakit jantung merasa tidak bisa mengingat apa-apa.
4. Pasien serangan jantung masih bisa diselamatkan
(BACA JUGA :Seumur Hidupnya Ia Harus Kenakan Topeng, Jika Tidak ini yang Terjadi)
Pasien serangan jantung bisa diselamatkan jika dilakukan tindakan pertolongan pertama yang cepat dan tepat.
CPR yang menjadi langkah awal pertolongan memiliki peran penting untuk meningkatkan peluang seorang pasien serangan jantung bisa diselamatkan. (*)
Source | : | Reader's Digest |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |