Laporan Wartawan Grid.ID, Corry Wenas Samosir
Grid.ID - Setiap zaman, dunia fashion penuh dengan berkeragaman. Namun bukan berarti perkembangan fashion itu sendiri bisa menggantikan pakem busana tradisional yang memang dijunjung oleh setiap daerah.
Seperti pakaian adat tradisional yang bukan berarti hal yang mutlak dan tak sembarangan untuk mengubahnya.
Seperti pakaian adat Solo, Jawa Tengah, pakaian dodot. Pakaian Dodot sendiri sudah pakemnya orang jawa, tidak mudah untuk mengubahnya. Bila ingin ada sentuhan modifikasi, hanya dapat memberikan aksesorinya saja.
(BACA JUGA: Sorella Akan Keluarkan Bra Khusus Penyandang Kanker Payudara)
Hal itu diutarakan oleh penata rias busana senior, Mamie Hardo dalam jumpa pers 'Merajut Nusatara' di Raffles, Jakarta, Senin (13/8/2018).
"Kalau untuk Jawa itu adalah Dodot, Dodot itu tidak bisa dimodifikasi dalam bentuk apapun yang bisa dimodifikasi itu hanya dari segi aksesori,"
"Jadi 70 persen dari pakem asli tidak boleh dimodifikasi itu mutlak tradisional sisanya 30 persen di luar pakem masih bisa," ujar Mamie Hardo, penata rias busana senior dalam konferensi Pers 'Merajut Nusantara' di Raffles Jakarta, Jakarta Selatan, Senin (13/8/2018).
Tak hanya itu, Mamie Hardo mengatakan tidak semua orang dapat merias pengantin sesuai dengan pakem Jawa, hal itu dikarenakan riasan tidak sembarang memoles. Semua ada pakemnya. Semua diatur sedemikian karena berpegang teguh dengan sejarah yang kuat dan itu harus dipertahankan.
(BACA JUGA: Salut! Yook Sungjae BTOB Tanggapi Kabar Kencannya dengan Cara Unik dan Praktis!)
"Untuk adat Jawa ada riasan makeup yang disebut paes itu sudah mutlak, kalau Solo itu dengan Dodot harus warna hijau itu mutlak, kadang pengantin sekarang itu maunya dengan Dodot Solo"
"Tapi paes warna hitam, saya suka tegur dan beri arahan tentang makna warna-warna dari segi riasan makeup harus tau kenapa seperti ini itu, semua ada sejarahnya enggak bisa diubah semaunya," tuturnya. (*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Penulis | : | Corry Wenas Samosir |
Editor | : | Widyastuti |