Grid.ID - Pergilah ke sabana luas Afrika, maka di sana kalian akan menemukan kucing besar bernama Cheetah.
Cheetah memang sudah dinobatkan sebagai hewan darat tercepat di dunia.
Tak main-main, jika Cheetah berlari kecepatannya bisa mencapai 0-100 km/jam hanya dalam waktu 3,5 detik atau Elang dengan kecepatan terbang 250 mph, lebih cepat dari pada mobil dan motor kalian.
Namun peneliti menemukan makhluk yang lebih cepat dibanding Cheetah maupun burung Elang.
Makhluk tersebut adalah organisme tunggal bernama Spirostomum ambiguum.
BACA : Bersiaplah, Pemerintah Memastikan Bakal Kembali Buka Penerimaan CPNS
Spirostomum ambiguum biasa ditemukan di air.
Ketika hendak bergerak, Spirostomum ambiguum akan memendekkan tubuhnya menjadi hingga 60 persen dan membentuk bola.
Ia kemudian dapat 'berlari' sangat cepat seperti kilat.
Para peneliti saat ini belum tahu menahu bagaimana organisme tunggal macam Spirostomum ambiguum bergerak sangat cepat, padahal ia tak memiliki sel-sel otot seperti makhluk lainnya yang lebih besar.
Peneliti juga belum tahu bagaimana makhluk kecil ini bisa bergerak super cepat tanpa merusak struktur internal tubuhnya.
Seorang peneliti dari Georgia Tech, Saad Bhamla mendapat dana penelitian dari National Science Foundation untuk mempelajari dan memperagakan gerakan kontraksi Spirostomum ambiguum.
Tujuan mempelajarinya ialah untuk menjadikan pergerakan Spirostomum ambiguum sebagai dasar pembuatan robot.
"Jika kami dapat memahami bagaimana mereka bekerja, mungkin informasinya dapat digunakan untuk membuat robot yang bergerak cepat dengan energi kecil," kata Bhamla seperti dikutip dari National Geographic.grid.id, Selasa (14/8).
Yang membuat heran para peneliti ialah Spirostomum ambiguum dapat bergerak tanpa mengaktifkan protein aktin dan myosin dalam sel otot yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan yang dimana mereka tak mempunyainya.
"Jika S. ambiguum hanya memiliki protein aktin dan myosin seperti yang membentuk otot-otot kita, mereka mungkin tidak dapat menghasilkan kekuatan untuk benar-benar bergerak secepat itu," lanjut Bhamla.
Sebagai ganti otot, organisme tunggal itu bergerak menggunakan berupa molekul kompleks.
"Semakin kecil mereka, maka semakin cepat juga pergerakannya – sekitar 200 meter per detik. Itu benar-benar di luar grafik," imbuhnya.(*)
Gunung Raung Erupsi Sehari Sebelum Natal, Pendaki Dengar Suara Ngeri ini dan Buru-buru Selamatkan Diri
Source | : | Live Science,National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |