Grid.ID - Jelang Hari Raya Kurban, muncul fenomena pedagang hewan kurban yang buka lapak dimana-mana.
Asal ada tanah kosong, hampir pasti disewa untuk majang kambing atau sapi untuk kurban.
Nah pada saat hari H, juga ada fenomena lain muncul selain antrian masyarakat yang hendak menukarkan kupon dengan daging kurban.
Hayo apa coba? Disadarai atau tidak, fenomena yang muncul saat hari H perayaan Idul Qurban adalah orang berjualan tusuk sate, panggangan dan arang.
Fenomena ini muncul karena pada dasarnya, pada sore hari banyak yang masyarakat yang 'nyate'.
Kebayang deh, bau daging kambing terpanggang bara api dan manisnya bumbu kecap yang ada irisan bawang merahnya.
(BACA JUGA : Abadikan Momen Usai Sholat Idul Adha, Penampilan Via Vallen Jadi Sorotan)
Nah ini dia nih, awal dari urusan 'nyate' pastinya menyiapkan daging kambingnya agar nggak bau prengus dan empuk.
Biar nggak bau prengus, daging kambing jangan dicuci.
Itu karena mencuci daging kambing malah akan membuat bau prengusnya semakin kuat.
Mengutip dari artikel terbitan Sajian Sedap, hal ini disebabkan karena daging akan mengeluarkan cairan beserta bau prengusnya ketika terkontak dengan air yang digunakan untuk mencuci.
Sedangkan biar empuk, cara tradisonalnya adalah dengan dibungkus daun pepaya atau dibaluri dengan daging buah nanas yang sudah dihaluskan.
Nah kalau cara yang modern, ada yang pakai kopi, teh, jahe, cuka dan lainnya.
Kalau daging sudah siap, maka bumbu kecap jadi pilihan paling gampang untuk urusan 'nyate'.
(BACA JUGA : Cantiknya Atlet Panah Indonesia Saar Kenakan Batik, Tetap Bawa Panah!)
Tinggal siapkan kecap manis lalu beri irisan bawang merah, tomat dan juga cabe rawit.
Kelar nyiapin 3 hal itu, berikutnya saatnya bakar sate.
Memanggang daging di atas bara api, ternyata juga ada ilmunya loh.
1. Bersihkan panggangan
Pastikan jari-jari di bakaran sate bersih, agar sate bisa dibakar matang dan yummy.
2. Pilih arang batok kelapa atau kayu
Jangan galau pilih arang ya, soalnya ada 2 pilihan itu.
Tapi yang pasti, arang batok kelapa lebih mudah dibakar daripada arang kayu.
Karena lebih gampang dipakar, maka pakai arang batok kelapa memang lebih boros.
Meski demikian, api yang dihasilkan arang batok kelapa lebih tahan lama dan saate bisa matang merata.
(BACA JUGA : Minyak Kelapa Mengandung Racun, Benar Begitu? Simak yuk Penjelasannya)
3. Gunakan minyak
Ini digunakan pada jari-jari bakaran sate sebelum dan saat proses 'nyate'.
Gunanya, agar daging nggak lengket di jari-jari saat proses bakar.
4. Atur panas pembakaran
Jangan sampai bara api dipembakaran mati saat proses 'nyate'.
Bikin daging, matangnya nggak rata dan nggak yummy deh.
Tapi juga jangan terlalu besar apinya.
Daging jadi gosong dan tusuk satenya ikutan terbakar deh.
5. Bolak-balik biar nggak gosong
Ya, kenapa tukang sate doyang bolak-balik daging sate yang lagi dikabar.
Bukan karena lagi galau, tapi biar nggak gosong.(*)
Viral, Gadis Anak dari Pengepul Barang Bekas Ini Berhasil Jadi Sarjana, Auto Bangga Pamer Foto di Atas Gerobak Orang Tua