Laporan Wartawan Grid.ID, Chandra Wulan
Grid.ID - Gempa Lombok telah menimbulkan jatuhnya banyak korban dan kerusakan.
Gempa besar terjadi beberapa kali disusul ratusan gempa berskala kecil.
Dilansir dari Twitter Sutopo Purwo Nugroho, distribusi bantuan terus dilakukan.
Semua ini agar korban gempa Lombok dapat hidup layak sebagaimana mestinya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB ini menyatakan bahwa telah terjadi 248 kali gempa susulan.
Periodenya mulai setelah gempa besar M6,9 (19/8/2018) hingga 22 Agustus 2018 pukul 15.00 WITA.
(Baca juga: Tes Kepribadian : Hewan Pertama yang Kamu Lihat Akan Gambarkan Karakter Diri yang Sesungguhnya)
Selain waspada akan gempa yang terjadi, Sutopo juga menghimbau masyarakat agar tidak mudah terpancing hoaks.
Hoaks atau berita palsu banyak menyebar saat terjadi bencana.
Jika masyarakat mudah percaya hoaks, keadaan akan semakin sulit.
Sebab, hoaks dapat memunculkan kekhawatiran dan kepanikan yang tidak perlu.
Pada Rabu (22/8/2018), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan permakluman.
(Baca juga: Cerita Seram di Balik Pembuatan Album Baru Kunto Aji, Ada Suara Aneh yang Muncul Sendiri)
Permakluman ini memberitahukan bahwa tidak ada negara di dunia ini yang mampu memprediksi secara tepat gempa bumi yang akan terjadi.
Disampaikan pula bahwa tidak semua gempa bumi terjadi pada tanggal 26 dan hari Minggu.
Permakluman ini dikeluarkan karena informasi yang beredar akan ada gempa bumi besar terjadi pada tanggal 26 hari Minggu di media sosial.
Barangkali masyarakat mengaitkan hal ini dengan gempa bumi besar dan tsunami Aceh yang terjadi pada hari Minggu, 26 Desember 2004.
(Baca juga: Saat Pertama Kali Bertemu Pangeran William, Kate Middleton Lakukan Hal yang Buatnya Malu Bukan Kepalang)
Selain info hoaks tersebut, ada juga beberapa lainnya yang beredar di masyarakat.
Misalnya, bahwa jika tiba-tiba mati lampu dan setelahnya ada tanda lampu berkedip tiga kali, akan ada kemungkinan gempa besar akan terjadi.
Dalam sebaran info hoaks ini juga disampaikan bahwa pihak PLN sementara memasang perangkat deteksi dini gempa bumi.
Padahal, kondisi sebenarnya adalah saat terjadi gempa, sistem bekerja otomatis untuk mematikan perangkat listrik untuk keamanan.
(Baca juga: Berawal Dari Petugas Lipat Parasut, Jafro Megawanto Berhasil Raih Medali Emas Paralayang Asian Games 2018)
Ada pula hoaks yang menyatakan bahwa ilmuwan dan ahli klimatologi & vulkanologi dari India menurunkan robot ke dasar laut di Mandalika, NTB.
Hasilnya, tanah di dasar laut NTB terbelah cukup besar hingga ribuan meter ke arah Pulau Jawa.
Bahkan sampai ada yang meminta TNI serta BMKG mengungsikan seluruh masyarakat Lombok karena akan terjadi gempa susulan di atas 8 SR.
Ditambah lagi, katanya, akan terjadi megatsunami.
(Baca juga: Sapi Kurban Eko Patrio dan Raffi Ahmad Sama-sama Diberi Nama, Hanya Eko yang Dihujani Kritikan)
Hoaks ini semakin parah karena ditutup dengan kata "*infovalid".
Bayangkan bagaimana kepanikan akan menyebar jika hoaks ini begitu saja dipercaya dan terus disebarluaskan.
Untuk itu, Sutopo meminta masyarakat hanya percaya pada info resmi dari badan terkait, yaitu BMKG.
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | |
Penulis | : | Chandra Wulan |
Editor | : | Chandra Wulan |