Laporan Wartawan Grid.ID, Novita D Prasetyowati
Grid.ID - Pulau Flores merupakan salah satu wilayah Indonesia yang masih sangat alami di Nusa Tenggara Timur.
Flores menjadi salah satu objek wisata yang sangat menarik karena memiliki paonorama alam, budaya, serta masyarakatnya yang masih tradisional.
(Baca juga: Kondisi Terbaru Gili Lawa, Padang Rumput di NTT yang Diduga Terbakar Akibat Ulah Pengunjung)
Salah satu objek wisata yang ada di sana adalah Taman Nasional Kelimutu, Pulau Komodo, Labuan Bajo dan masih banyak lagi.
Taman wisata alam 17 pulau yang ada di sana juga tak kalah indah.
Bahkan di Pulau Rutong, kamu bisa menemukan kawanan kelelawar yang berjumlah ribuan.
(Baca juga: Ayu Ting Ting Kenakan Dress Bahan Tenun Khas NTT Saat Pemotretan, Manis Banget!)
Namun, tak hanya itu, di Flores juga terdapat kampung adat yang sangat terkenal dan banyak dikunjungi turis lokal sampai mancanegara.
Berikut ini 4 kampung adat yang ada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Kampung adat ini menjadi tempat yang paling tersohor di Pulau Flores.
Banyak wisatawan dari Labuan Bajo yang melanjutkan perjalanan ke Kampung Adat Bena.
Berbagai pengalaman dari masyarakat adat di sana akan didapat di Kampung Adat Bena.
(Baca juga: Anggunnya Penampilan Ayu Ting Ting dalam Balutan Busana Tenun Khas NTT)
Kampung adat Bana sangat cocok untuk kamu para pecinta kopi.
Hal ini disebabkan kampung adat ini juga terkenal sebagai sentra penghasil kopi bajawa berkualitas tinggi.
Kampung adat yang satu ini lebih dikenal sebagai sentra penghasil alat musik tiup dari bambu, bombardom.
Bahkan, alat musik tersebut mendapatkan penghargaan dari Muri tepatnya pada tahun 2015 lalu.
(Baca juga: Duh! Gempa Guncang Manggarai Barat, NTT dengan Kekuatan 6,7 Scala Richter Pada Pukul 23.35 Semalam)
Penghargaan tersebut diperoleh setelah 500 peniup musik bombarom menampilkan aksi mereka dengan alat musik tradisional tersebut.
Pasalnya jiwa musik di sana diwariskan oleh nenek moyang yang merupakan leluhur dari masyarakat Ngada di Kampung Adat Tololela.
Kampung Adat Gurusina terletak tidak jauh dari Kampung Adat Bena dan Tololela.
Hanya saja untuk menuju ke kampung adat Gurusina pengunjung harus melakukan pendakian terlebih dulu.
Di tengah kampung terdapat jejeran batu megalitik yang membuat kampung ini semakin menarik.
(Baca juga: Hotman Paris Beri Rp 25 Juta Bagi Pemuda NTT yang Panjat Tiang Bendera)
Namun sayangnya belum lama ini, tepatnya hari Senin, 13 Agustus 2018 rumah-rumah yang terbuat dari bambu beratap alang-alang ini terbakar.
Dilansir dari laman kompas.com, ada sebanyak 27 rumah adat yang terbakar dan hanya tersisa 6 rumah.
Wae Rebo adalah kampung adat satu-satunya yang tersisa di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Kampung ini mempunyai tujuh rumah adat atau mbaru niang yang masih ditinggali oleh warganya.
Untuk menuju kampung ini, pengunjung harus berkendara delapan jam dari Labuan Bajo dan mendaki gunung sejauh 4 kilometer menembus hutan alam.
(Baca juga: Sosok Margaretha Manhitu, Masih Banting Tulang Jualan Buah Asam Meski Anaknya Sudah Jadi Bupati di NTT)
Wae Rebo berada di antara pegunungan dan sangat indah di waktu pagi karena berselimut kabut.
Pada waktu malam hari, kamu juga bisa menikmati indahnya gugusan bintang karena lokasinya yang jauh dari keramaian dan minim polusi udara.(*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Novita |
Editor | : | Okki Margaretha |