Grid.ID - Orang-orang Toda adalah salah satu kelompok yang paling kuno yang tinggal di dataran Nilgiri yang terpencil di India Selatan.
Sejak awal abad ke-19, ketika suku tersebut pertama kali melakukan kontak dengan orang Eropa, cara hidup mereka sederhana tetapi canggih.
Hal tersebut telah menarik perhatian para sejarawan dan antrolopog dari seluruh dunia.
Namun, sampai saat ini asal dari suku Toda masih menjadi bahan perdebatan di kalangan ilmuwan dan peneliti.
Beberapa mengklaim bahwa leluhur mereka adalah orang Sumeria.
(BACA JUGA: Punya Banyak ART, Ashanty Malah Ngepel Seisi Rumah Usai Acara Lamaran)
Sementara lainnya percaya bahwa mereka berhubungan dengan orang Siprus Yunani.
Namun, Toda sendiri yakin bahwa mereka telah tinggal di perbukitan Nilgiri sejak awal keberadaan mereka.
Hal ini didukung dalam kemiripan linguistik dengan kelompok etnis lain di India Selatan.
Telah terbukti secara ilmiah bahwa komunitas pastoral dari Toda terdiri dari hampir 70 pemukiman yang dikenal sebagai 'mund'.
Masing-masing terdiri dari sekitar lima pondok berbentuk setengah laras dan dibangun dari bahan alami seperti buluh dan bambu.
Setiap mund memiliki kawanan kerbau untuk kemakmuran kehidupan mereka sekaligus memainkan peran penting dalam gaya hidup dan agama Toda.
(BACA JUGA: Cuma Ratmi B-29 Satu-satunya Pelawak yang Dimakam di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Kok Bisa?)
Setiap orang Toda memiliki sebuah kuil di mana hanya para imam atau orang Toda yang diizinkan masuk dan memerah susu dari kerabu tersebut.
Mereka menganggap kerbau sebagai hewan suci dan percaya bahwa Tuhan pertama kali menciptakan kerbau, sedang manusia berada di urutan kedua.
Kerbau sering digunakan dalam berbagai upacara dan ritual agama.
Termasuk menawarkannya sebagai korban kepada para dewa selama pemakaman atau perayaan.
Meskipun saat ini sebagian besar orang Toda makan daging, tapi dulunya mereka vegetarian.
Mereka hanya mengorbankan kerbau dalam sebuah ritual, lalu meninggalkannya di alam.
Toda, budaya, agama, adat istiadat, musik, seni, dan gaya hidup mereka unik.
Hal tersebut menarik perhatian antropolog sosial untuk melakukan proyek studi tentang budaya dan kebiasaan orang-orang pastoral ini dalam beberapa dekade terakhir.
(BACA JUGA:Ekonomi Malaysia Meleh, Kurs Ringgit Turun! Tapi Ekonomi Indonesia Malah Naik Pesat)
Dengan tinggi lebih dari 180 cm, pria Toda menganggap diri mereka dominan di wilayah tersebut dan hal tersebut tampaknya diakui oleh orang-orang di sekitarnya.
Selain fakta bahwa orang-orang Toda bekerja sama dengan suku-suku lain di daerah itu, perempuan Toda tidak diperbolehkan menikahi laki-laki non-Toda.
Poliandri persaudaraan sering dipraktekkan di masa lalu.
Dan saat ini praktek tersebut tampaknya menurun seiring perkembangan teknologi dan interaksi mereka dengan kelompok lain.
Poliandri persaudaraan pada suku Toda berarti bahwa seorang wanita Toda menikahi semua saudara dari keluarga tertentu dan tinggal bersama dalam satu gubuk.
Dalam masyarakat Toda, ayah biologis kurang penting daripada sosiologis.
Orang yang mengatakan dirinya sebagai ayah sosiologis dari sang anak dianggap sebagai ayah yang sah.
Artikel ini pernah tayang di Intisari.grid.id dengan judul,"Suku Toda Hanya Mengakui 'Ayah Sosiologis' Bukan 'Ayah Biologis', Ini Maksudnya"
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Penulis | : | None |
Editor | : | Nailul Iffah |