Grid.ID - Minimnya kebutuhan dasar, membuat warga di Kuba harus memutar ottak untuk memanfaatkan barang-barang yang ada. Salah satunya membuat alat kontrasepsi menjadi alat yang multifungsi.
Warga Kuba menggunakan kondom untuk berbagai hal, seperti untuk memancing ikan, membantu proses pembuatan minuman anggur, memperbaiki kebocoran, hingga alat mengikat rambut.
Sanksi perdagangan dari AS yang sudah berlangsung puluhan tahun dan disfungsi perekonomian mengakibatkan toko-toko di Kuba sering kosong tanpa adanya barang dagangan untuk dijual.
Baca Juga : Kebiasan Mengigit Kuku, Gadis ini Kehilangan Ibu Jarinya Karena Kanker
Kalaupun ada, barang-barang yang diimpor akan dijual dengan harga yang lebih mahal oleh negara sehingga warga kuba dengan penghasilan US$30 per bulannya tidak akan sanggup untuk membelinya.
Uniknya, kondom justru menjadi barang yang banyak tersedia di Kuba. Bagaimana bisa?
Hal ini terjadi karena negara tersebut memang memfokuskan perhatiannya pada kesehatan seksual, sehingga harga kondom yang dijual dapat dijangkau oleh warga Kuba.
Sebagai info, satu kotak yang berisi 3 kondom hanya dijual sebesar 1 peso Kuba (sekitar US$4).
Baca Juga : Kaesang Pangarep Punya Kisah Miris Sebelum Bangun Kerajaan Bisnisnya
Bentuknya yang kuat dan lentur membuat warga Kuba mengalihfungsikan kondom yang sejatinya adalah alat kontrasepsi dan pencegahan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
“Kami tidak mungkin membiarkan pelanggan kami kesal karena kami tidak dapat melakukan sesuatu. Karena kami tidak memiliki banyak peralatan, maka kami mencari alternatif,” kata Sandra Hernandez, seorang penata rambut di Havana Hairdressers yang menggunakan kondom sebagai ikat rambut, seperti dilansir dari VOA Indonesia pada Senin (10/9/2018).
Baca Juga : 5 Peralatan Dapur Berikut Jadi Sarang Bakteri, Harap Waspada ya!
Selain dijadikan sebagai ikat rambut, kondom juga beralih fungsi menjadi balon perayaan ulang tahun anak, ataupun hiasan-hiasan dalam sebuah acara.
Di sepanjang pantai, kondom diubah menjadi pelampung pancing. Hal ini dimungkinkan karena para nelayan takut apabila kapal emigrasi ilegal membawa umpan semakin jauh.
Tidak hanya itu, kondom juga digunakan sebagai penutup botol anggur. Dengan menggunakan kondom, proses fermentasi dapat diketahui dengan mudah. Karena ketika kondom menggembung dan kemudian kembali pada bentuk semula, maka proses fermentasi telah selesai.
Artikel ini telah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul Wajah Lain Kondom di Kuba, Ikat Rambut Hingga Penutup Botol Anggur
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |