Abu vulkanik itu bukanlah abu vulkanik biasa.
Melainkan terdapat amuatan listrik yang bisa mengubah cuaca menjadi hujan.
Nah, ketika dibulan Juni saat pertempuran Waterloo berlangsung, pasukan Napoleon yang berada dalam posisi menyerang diguyur hujan lebat berhari-hari akibat efek abu vulkanik tersebut.
Dr Matthew Genge, dari Imperial College London, mengatakan: "Sebelumnya, ahli geologi berpikir bahwa abu vulkanik terperangkap di atmosfer yang lebih rendah, karena abu gunung berapi lebih ringan."
Baca Juga : Nenek Berusia Satu Abad Lebih Beberkan Resep Agar Berumur Panjang : Tidak Pernah Menikah
"Penelitian saya, bagaimanapun, menunjukkan bahwa abu dapat naik ke atmosfer dan karena bermuatan listrik maka membentuk awan mendung."
Dr Matthew juga mengatakan jika letusan Tambora adalah pengubah jalannya sejarah umat manusia.
"Sekarang kita selangkah lebih dekat untuk memahami bagian Tambora dalam pertempuran dari separuh dunia," ujarnya.
Gegara hujan lebat berhari-hari itulah pasukan Napoleon kedinginan, keletihan dan hilang semangat bertempur.
Apalagi Napoleon yang mengandalkan pergerakan cepat kavaleri kudanya tak bisa bemanuver lantaran jalan berlumpur.
Berbeda dengan pasukan koalisi pimpinan Duke of Wellington yang berada dalam posisi bertahan.
Pasukan koalisi yang bertahan tidak banyak bergerak, cukup makanan dan tempat berteduh dari hujan membuat moral mereka terjaga baik hingga akhirnya memenangkan pertempuran.(Seto Aji/Grid.ID)
Source | : | Express.co.uk |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |