Grid.ID - Berbekal pengalaman mengangkat Batik Fractal ke internasional, Nancy Margried terpanggil untuk ikut serta mengembangkan produk lokal lewat IKKON.
Semangat membangun negeri bisa dilakukan dengan cara apapun. Menilik dari pengalaman Nancy yang bergelut di industri kreatif, ia melakukannya dengan mengikuti IKKON. “Saya tertarik untuk ikut IKKON, pertama karena saya ingin memperluas wawasan dan jaringan di bidang pelaku kreatif di Indonesia,” jelas Nancy, CEO Piksel Indonesia, yang inovasinya memadukan batik dengan teknologi, membawa batik ke level yang baru.
Tidak bisa dipungkiri, industri ekonomi kreatif di Indonesia beberapa tahun belakangan mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Sektor industri kreatif menyerap sekitar 16,91 juta jiwa dan didominasi oleh generasi milenial. Tingginya minat anak muda bergelut di industri kreatif, kemungkinan besar karena jenis usaha ini mengedepankan inovasi atau pembaruan terhadap bisnis yang sama sebelumnya.
Baca Juga : Kisah Menyedihkan! Seorang Ibu Menyaksikan Anaknya Ditikam Perampok
Menurut Nancy sifat pelaku kreatif saat ini berbeda dengan generasi lalu. Generasi sekarang memiliki selera baru, kreativitas baru, dan yang menarik, mereka memiliki keinginan kuat untuk berkarya membangun negeri. “Melalui keikutsertaaan saya di IKKON, saya ingin memiliki jaringan tersebut untuk tetap membuka wawasan dan membuat diri saya tetap relevan di industri ini,” tambahnya.
Bagi penyandang master di University College London ini, IKKON merupakan salah satu dari sedikit program yang diinisiasi pemerintah, yang benar-benar fokus pada sektor kreatif. Program yang menempatkan berbagai ahli dalam satu kelompok di suatu daerah untuk mengangkat potensi kreatif daerah tersebut ini, memungkinkan munculnya produk-produk kreatif yang berkelas internasional.
Berkolaborasi dengan pelaku kreatif di daerah tentunya bukan hal mudah, banyak tantangan yang ia temui. Bagi Nancy yang berkarya melalui IKKON di Belitung, salah satu tantangan yang ia hadapi adalah skill yang masih terbatas karena memang perajin di sana baru bisa mengerjakan produk-produk sederhana.
Baca Juga : Harga Miring! Tomat Bisa Sulap Kulit Jadi Lebih Kinclong dan Berseri
“Jadi sebagai desainer, kami harus memberikan transfer knowledge dari segi teknis juga untuk produk-produk yang dikerjakan,” jelas Nancy. Selain itu, mahalnya harga material juga membuat kreativitas sedikit terhambat karena perajin harus menyediakan modal yang besar untuk bereksperimen dengan material lain.
Namun, tantangan tersebut tak membuatnya surut langkah. Bagi Nancy, tantangan menjadi modal pembelajaran dan pengalaman yang berharga. Tak hanya dari luar, tantangan juga datang dari dalam tim. Didapuk sebagai mentor, Nancy harus memberikan dukungan dan arahan pada 11 anggota kelompok yang tadinya tak saling kenal.
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Penulis | : | Nailul Iffah |
Editor | : | Nailul Iffah |