Jangan pernah kamu bandingkan istrimu dengan wanita muda di luar sana yang terawat.
Karena istrimu sudah menumpahkan segala waktunya untuk merawat anak-anakmu dan mengurus rumah tanggamu, jangankan ke salon, pakai lipstik saja boro-boro, harga lipstik mahal. Cukup untuk beli susu anak.
Pas mau dandan anakmu menjerit karena jatuh dari atas meja, entah apa yang dilakukan anakmu di atas meja, semua dipanjatnya, lemari, kulkas, dll.
Baca Juga : Cari Tahu Kepribadian Seseorang Lewat Bentuk Jempol, Penasaran?
Kamu pikir istrimu sempat bergaya dan bagaimana dengan kamu? Apa kamu pernah berinisiatif menjaga anakmu sebentar agar istrimu bisa ke salon melakukan perawatan?
Atau apa kamu mau sekedar membantunya menjemurkan kain saat pinggangnya sudah serasa hampir patah habis nyuci segerobak?
Dan apa pernah kamu tanya dia sudah makan atau belum? Dia capek perlu dipijit atau tidak?
Hanya dia yang bertanya seperti itu padamu, walaupun dia ingin sekali kamu tanya demikian."
Adam pun tertegun, terdiam sambil melihat kedua anaknya yang dalam waktu sebentar sudah berhasil membuat rumah nenek mereka menjadi lapangan bola.
Semua benda berjatuhan terkena tendangan bola, karena tidak ada yang mengawasi selama ibunya menasehatinya.
Dia baru sadar bahwa jerih payah seorang istri tak bisa dibayar dengan apa pun, perjuangan seorang istri tak tergantikan oleh apa pun.
Tak ada yang mampu setegar dan sehebat seorang istri.
Air matanya hampir menetes jika teringat saat dia pulang kantor, dia membangunkan istrinya yang baru terlelap untuk membuatkan secangkir teh.
Walaupun mungkin istrinya lelah dan mengantuk, dia tetap bangun dengan ceria dan membuatkan teh untuk suaminya yang tidak tahu kelelahannya.
Adam ingin kembali ke rumah untuk meminta maaf kepada istrinya.
Saat ia membuka pintu rumah ibunya, ia melihat istrinya sudah ada di depan pintu dan langsung memeluknya. Istrinya juga menangis...
"Maafkan aku sayang..." kata Adam sambil menangis.
Artikel ini pernah tayang di Nakita.grid.id dengan judul,"Istri Dicap Pemalas Karena Biarkan Anak Hancurkan Isi Rumah, Sang Suami Justru Semakin Cinta, Kenapa?"
Penulis | : | None |
Editor | : | Nailul Iffah |