Grid.ID - Rivalitas Inggris dengan Argentina bukan hanya terjadi di dalam lapangan hijau saja gegara gol tangan tuhan Maradona di Piala Dunia 1986.
Tercatat sebelum hal tersebut terjadi, kedua negara sempat terlibat peperangan dahsyat hanya untuk sebuah pulau kecil bernama Falkland atau Malvinas.
Baca Juga : Tiru tampilan Jessica Iskandar dengan Menggunakan Busana Setelan Motif Garis Mulai dari 75 Ribu Rupiah!
Pulau Malvinas sebetulnya lebih dekat secara geografis, namun pulau ini masuk sebagai koloni Inggris sejak tahun 1740.
Argentina yang merasa berhak memiliki Malvinas karena kedekatan georgarfis, sejarah dan kultur kemudian ingin memasukan Malvinas sebagai wilayah kedaulatannya.
Mengutip dari Angkasa, pada 2 April 1982, diktator Argentina Jenderal Leopoldo Galtieri memerintahkan total 4000 tentaranya menggeruduk Malvinas yang saat itu hanya dipertahankan oleh 22 personil Royal Marines Inggris.
Baca Juga : Walau Seharga Rp 19,5 Triliun, Rumah Gedongan Termahal di Dunia Ini Hanya Dihuni 5 Orang Saja
Ibukota Malvinas yakni Stanley kemudian jatuh ke tangan Argentina dan secara de facto pulau tersebut sudah dikuasai oleh negara Amerika Latin itu.
Mendapat koloninya direbut Argentina, Ratu Elizabeth II dan PM Margaret Thatcher marah sejadi-jadinya.
Angkatan Perang Inggris dalam jumlah besar kemudian diperintahkan menuju Malvinas pada 12 April 1982 untuk melakukan serangan balik.
Baca Juga : Rekomendasi 5 Block Heels Sandal di Bawah 300 Ribu Rupiah, Untuk Tampilan Kaki Lebih Jenjang dan Stylish
Mereka juga mengumumkan Zona Eksklusif Maritim sepanjang 200 mil di sekitar pulau Malvinas dan barangsiapa masuk ke zona tersebut maka akan ditembak namun jika tak memasukinya aman.
Namun sebelum armada raksasa Inggris sampai di Malvinas, Royal Navy sebelumnya sudah menyiagakan 3 buah kapal selam tenaga nuklir yang salah satunya ialah HMS Conqueror.
Lantas pada 2 Mei 1982 kapten HMS Conqueror, Laksamana Sir J.Fieldhouse memergoki iring-iringan armada AL Argentina yang terdiri dari kapal induk, frigat, destroyer dan flagship terkuatnya ARA Admiral Belgrano.
Baca Juga : PM Malaysia Akui Negaranya Nyaris Hancur dan Dijajah Bangsa Lain Karena Utang Hasil Korupsi
Namun Fieldhouse sadar jika iring-iringan itu tak memasuki zona eksklusif maritim jadi secara teori tak bisa diserang.
Bingung, Fieldhouse lantas melapor ke pangkalan Royal Navy di Northwood, Inggris yang di sana ada PM Margaret Thatcher dan Kepala Staf Pertahanan Sir Terence Lewin untuk meminta perintah.
Hasilnya? Thatcher dan kabinet Inggris setuju jika ARA Admiral Belgrano dengan total 1042 pelaut di dalamnya harus dimusnahkan.
Alasannya ARA Admiral Belgrano adalah kapal terkuat AL Argentina yang ditakuti oleh Royal Navy walaupun saat itu keberadaannya tidak di area perang.
Fieldhouse yang menerima perintah tersebut langsung terdiam sejenak karena ditangannya lah nyawa seribu orang lebih berada.
Baca Juga : Fatal Beauty, Tentara Wanita Rusia dari Pasukan Khusus yang Mematikan
Namun sebagai seorang tentara dan keadaan saat itu sedang berperang, maka Fieldhouse segera memerintahkan peran tempur di HMS Conqueror.
HMS Conqueror lantas menembakkan torpedo dari jarak 2000 yard dan bergegas menyelam meninggalkan tempatnya karena takut dihujani bom oleh AL Argentina.
Blamm! dua ledakan besar terdengar oleh awak kapal selam tatkala torpedo mereka menghantam telak lambung Admiral Belgrano.
Akibatnya, 368 dari 1042 pelaut Argentina tewas, kapal penjelajah itupun dikirim ke dasar laut.
Protes keras dilancarkan Argentina kepada Inggris karena menilai penenggelaman Admiral Belgrano merupakan tindakan culas lantaran kapal seharusnya tak boleh diserang karen adiluar area pertempuran.
Perang Malvinas akhirnya dimenangkan oleh Inggris setelah Argentina menyerah pada tanggal 14 Juni 1982.(Seto Aji/Grid.ID).
Tegas, BPOM Tarik Produk Suntik DNA Salmon Dokter Richard Lee yang Tak Sesuai Izin Edar
Source | : | Angkasa |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |