Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Ada banyak hal yang bisa menyatukan cinta, dan dalam kasus Pangeran Harry serta Meghan Markle, mungkin hal tak terduga ini jadi penyebabnya.
Kita tahu bahwa sang Pangeran adalah idola dan banyak mengencani wanita-wanita cantik pada masa lajangnya.
Di sisi lain, Meghan Markle sudah makan asam-garam kehidupan berumahtangga sebelumnya : bercerai dan menyandang status janda.
Dan setelah akhirnya mereka berdua mengikat janji suci pada 19 Mei 2018 lalu, kini keduanya menjadi salah satu pasangan yang paling dielu-elukan oleh publik.
Baca Juga : Tidak Seperti yang Terlihat Glamor, Kehidupan Para Model Catwalk Nyatanya Banyak Terlilit Utang
Tumbuh besar dalam latar belakang dan lingkungan jauh berbeda, tentu ada saja yang penasaran bagaimana bisa mereka tertarik satu sama lain.
Kita semua tahu, untuk bisa sejalan ketika menikah, harus ada satu visi atau kesamaan lain yang dimiliki masing-masing pasangan.
Seorang psikoterapis yang berbasis di Beverly-Hills, Hollywood, Amerika Serikat, mengungkapkan satu fakta menarik tentang 'benang merah' yang menyambungkan antara Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Kepada Reader's Digest, Fran Walfish mengungkapkan hipotesanya bahwa bisa jadi trauma masa kecil Duke dan Duchess of Sussex-lah yang menjadi dalang di balik bersatunya pasangan ini.
Baca Juga : BMKG Umumkan Peringatan Dini Tsunami Usai Gempa Berkekuatan 7,7 SR Guncang Donggala, Sulawesi Tengah
Pangeran Harry, seperti yang kita tahu, besar dalam keluarga broken home yang ceritanya sudah kita dengar di mana-mana.
Profil Wicky Victor Olindo, Suami Yunita Siregar yang Punya Profesi Mentereng dan Berstatus Duda
Source | : | Reader's Digest,Wikipedia |
Penulis | : | Andika Thaselia |
Editor | : | Andika Thaselia |