Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID - Gempa berkekuatan magnitudo 7.4 mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) petang.
Gempa terjadi pada pukul 17.02.44 WIB atau 18.02.44 WITA.
Gempa juga menyebabkan gelombang tsunami yang terjadi di Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter, pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter.
Akibat bencana alam yang melanda Sulawesi Tengah tersebut, tower Bandara Mutiara Sis Al-jufri di Palu, Sulawesi Utara, mengalami kerusakan.
"Runway 2000-4000 meter available permasalahannya pada tower side, sudah collapse, dan tidak bisa operasional," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Novyan Samyoga di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (29/9/2018).
Baca Juga : BTS Dikonfirmasi Tampil di The Graham Norton Show BBC Inggris
Samyoga mengatakan, dengan rusaknya tower, maka pesawat belum bisa mendarat di sana.
Sebab, pesawat yang hendak mendarat tidak bisa berkomunikasi dengan petugas bandara.
"Kalau sudah available, pesawat sudah bisa ke sana," kata dia.
2 hari pasca gempa dan Tsunami, kini bandara Palu kembali dibuka.
Hal ini seperti dikutip Grid.ID dari Antaranews.
Baca Juga : Ruben Onsu Ungkap Kejadian Mistis yang Dialaminya: Dia Ingin Saya Meninggal, Gila dan Jatuh Miskin
Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu, Sulawesi Tengah mulai dibuka untuk penerbangan komersial.
Pembukaan kembali bandara Palu itu berdasarkan NOTAM no HO755/18.
Manajer Humas Airnav Indonesia Yohanes Sirait, di Jakarta, pada Minggu (30/9/2018) mengatakan penerbangan saat ini menggunakan pelayanan navigasi visual VFR (Visual Flight Rules) belum bisa digunakan secara instrumen (Instrument Visual Rules).
"Pembukaan untuk penerbangan komersial ini melanjutkan proses sebelumnya di mana Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu telah dibuka untuk penerbangan darurat, SAR dan kemanusiaan," katanya.
AirNav Indonesia telah mengirimkan personil dari Makassar dan Balikpapan untuk memastikan layanan navigasi penerbangan di bandara Palu berjalan denan baik guna memaksimalkan proses pemulihan pascagempa.
Baca Juga : Tsunami Palu, Anthonius Gunawan Agung Disebut Sebagai 'My Guardian Angel' oleh Pilot Batik Air
Sebelumnya, Kabin Menara Air Traffic Control atau ATC Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie roboh menjadi puing, Jumat (29/9/2018).
Robohnya menara pantau ini membuat peralatan komunikasi rusak parah dan tidak bisa terselamatkan.
Akibatnya, komunikasi koordinasi bandara terputus.
"Saat ini belum dapat dilakukan koordinasi dengan tim Airnav Palu, karena jaringan seluler tidak beroperasi," kata General Manager Airnav MATSC, Novy Pantaryanto.
Kepada awak media, Novy juga mengabarkan kejadian robohnya menara pantau ini menyebabkan seorang petugas AirNav Indonesia yang sedang bertugas terluka.
Baca Juga : Stres Lihat Banyak Pengeluaran saat ke Milan, Prilly Latuconsina Pilih Makan di Pinggir Jalan
Seorang petugas air traffic control (ATC) Airnav di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Anthonius Gunawan Agung (22), tewas saat gempa bumi mengguncang Sulawesi Tengah.
Gempa bumi berkekuatan 7,4 SR membuat tower ATC tempat Gunawan Agung bekerja, roboh.
Saat gempa terjadi, ia tetap berada di tower ATC meski teman-temannya sudah turun dan menyelamatkan diri.
Rupanya saat itu Anthonius ingin memastikan Batik Air lepas landas dengan selamat.(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | antaranews.com |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |