Laporan Wartawan Grid.ID, Chandra Wulan
Grid.ID - Gempa yang terjadi di Donggala dan Palu pada Jumat (28/9) lalu membawa berbagai dampak, termasuk di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.
Tak hanya tsunami yang melanda Donggala, Palu, dan Mamuju, efek lain dari gempa tersebut adalah likuifaksi.
Likuifaksi merupakan fenomena di mana struktur tanah berubah dari padat menjadi lebih cair.
Akibatnya, lumpur keluar dari perut bumi dan mengubur segala sesuatu di atasnya.
Peristiwa ini terjadi di Petobo.
Hingga berita ini ditulis, belum ada rekap data rumah yang tertimbun lumpur maupun jumlah korban.
Baca Juga : Gempa Donggala : Kelurahan Petobo Ditelan Lumpur dari dalam Perut Bumi, Seperti Mau Kiamat!
Namun, dilansir dari Kompas.com, muntahan lumpur yang keluar dari perut bumi tersebut diperkirakan telah menenggelamkan ratusan rumah.
Sebab, Kelurahan Petobo merupakan salah satu wilayah padat penduduk.
Salah satu saksi mata bernama Amir menuturkan pengalamannya kepada Kompas.com.
"Sore itu saya lihat jalan aspal tiba-tiba menekuk-nekuk ke atas seperti gelombang laut disertai gempa yang mengguruh," kata Amir, Senin (1/10/2018).
Jalan aspal terlihat berlipat dan mendekat dari arah pesantren ke rumahnya.
Gemuruh dan guncangannya seperti dunia mau kiamat, lanjut Amir.
Baca Juga : Deretan Foto Warga Palu yang Melakukan Penjarahan di Mal Pasca Gempa Donggala dan Tsunami di Palu
Saat itu Amir baru saja pulang kerja dan hanya mengenakan handuk yang melilit tubuhnya.
Sementara mertua dan anak pertamanya sedang keluar untuk membeli makan malam.
Amir bahkan harus meloncat-loncat melewati gundukan aspal yang terangkat untuk mencari mereka.
Ia melihat sendiri rumah-rumah di Petobo ambruk.
Tak lama kemudian, rumah-rumah itu tenggelam dimakan lumpur.
Bagian paling menyedihkan, ia juga melihat seorang ibu yang menggendong anaknya tenggelam di dalam rekahan.
Baca Juga : Update Gempa Donggala: Hoaks Tsunami Susulan Hingga Kabar Penjarahan Minimarket
Amir mengaku telah mencoba menyelamatkan wanita tersebut dengan menggali lumpur.
Sang ibu berhasil diselamatkan, namun anaknya tenggelam ditelan lumpur.
Saat kejadian berlangsung, hanya tinggal kepala wanita tersebut yang terlihat di permukaan.
Sementara itu seluruh tubuhnya dari pundak ke bawah telah tertutup lumpur.
Amir belum berhasil menemukan mertua dan anak pertamanya.
Namun, ia telah berhasil menyelamatkan istri dan anak keduanya.
Baca Juga : 4 Hari Tertimbun Beton Karena Gempa Palu , Pria ini Akhirnya Berhasil Diselamatkan
Istri dan anak keduanya kini tinggal di pengungsian.
Warga Petobo yang lain, Syamsuddin (51) mengaku kaget setengah mati saat pulang kerja menjumpai jalan menuju kampungnya sudah hilang.
"Saya bingung mau pulang karena jalan yang ada sudah menjadi gunung," kata Syamsuddin.
Fenomena seperti ini umum terjadi setelah gempa.
Dilansir dari Kompas TV, saat gempa, terjadi guncangan berkali-kali yang mengubah struktur tanah.
Seberapa berbahayakah proses likuifaksi tanah terhadap pemukiman padat penduduk? Simak informasinya dalam video berikut. pic.twitter.com/6IitsM5BPr
— KOMPAS TV (@KompasTV) October 2, 2018
Umumnya struktur tanah padat menjadi lebih cair (likuid).
Baca Juga : Selain Munculnya Lumpur, Inilah Deretan Fenomena Alam yang Terjadi Saat Gempa Donggala dan Tsunami di Palu
Karena itulah fenomena ini disebut likuifaksi.
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Kompas.com,Twitter,Kompas TV |
Penulis | : | Chandra Wulan |
Editor | : | Chandra Wulan |