Laporan Wartawan Grid.ID, Novita D Prasetyowati
Grid.ID - Hari guru internasional, kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) RI tampak menyoroti instansi pendidikan di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Hari guru internasional yang jatuh pada hari ini, Jumat (05/10/2018) menjadi sorotan publik, tak terlepas bagi pemerintah.
Hal ini tampak dari upaya yang dilakukan kemendikbud RI terkait intansi pendidikan yang terkena bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Seperti yang diketahui, gempa dan tsunami telah melanda sebagian kawasan Sulteng pada 26/10/2018 lalu.
Baca Juga : Kemendikbud Dirikan Sekolah Darurat untuk Siswa Korban Gempa di Lombok
Adanya peristiwa yang mengguncang Palu, Donggala, dan Sigi, Sulteng tersebut membuat aktivitas masyarakat tampak lumpuh total.
Akibat bencana alam tersebut, tak sedikit bangunan yang luluh lantak dan terdapat ribuan korban jiwa.
Hal ini tampaknya turut menjadi sorotan kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) di Hari Guru Internasional.
Dalam akun twitter resmi, Kemendikbud_RI, tampak ia membagikan unggahan terkait dampak dari bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah terkait instansi pendidikan.
Baca Juga : Kemendikbud RI Adakan Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS), Apa Itu?
Lebih dari 100.000 siswa, 20.000 guru, & 2.000 sekolah terdampak bencana gempa & tsunami di Sulawesi Tengah. Saat ini Kemendikbud masih melakukan pendataan untuk membantu pemulihan kondisi di Sulteng, khususnya bidang pendidikan. Selengkapnya di -->https://t.co/Cvc0clGf3Y pic.twitter.com/TW4kK76YJr
— Kemendikbud (@Kemdikbud_RI) 4 Oktober 2018
Instansi pendidikan yang ada di Sulteng tampak lumpuh total akibat dari gempa dan tsunami pada 26/10/2018 lalu.
Tak hanya itu, sebanyak lebih dari 100.000 siswa, 20.000 guru, dan 2.000 sekolah terkena dampak gempa dan tsunami di Sulteng.
Dihimpun dari laman kompas. total kerusakan sekolah yang ada di Sulawesi Tengah akibat gempa dan tsunami adalah 2.736 gedung.
Keseluruhan tersebut dibagi menjadi dua tingkat, yaitu rusak ringan dan parah.
Kemendikbud RI juga tampak terus melakukan upaya untuk pemulihan kondisi pasca bencana di Sulteng.
Baca Juga : Aktor Hardi Fadhillah, Suami Kiki Azhari Sambangi Korban Tsunami Palu
Dilansir Grid.ID dari laman kemendikbud.go.id, Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tampak mengutarakan bahwa saat ini kemendikbud tengah melakukan pendataan untuk membantu pemulihan kondisi di Sulteng khususnya di bidang pendidikan.
Selain itu, bantuan pendidikan yang telah disiapkan untuk para korban antara lain, pendirian tenda sebagai ruang kelas darurat, pengiriman tim pemulihan trauma (trauma healing) untuk pendampingan psikologis, rehabilitasi sekolah, dan tunjangan khusus bagi guru yang menjadi korban bencana.
Muhadjir menambahkan bahwa kemendikbud tengah mempertimbangkan tunjangan khusus sesuai amanah undang-undang.
Selain itu, pihak kemendikbud juga akan mengumpulkan guru-guru yang terkena dampak gempa dan tsunami di Sulteng untuk bisa kembali mengajar setelah situasi kondusif.
Dari hasil olah data, Kemendikbud mencatat ada sebanyak 2.736 sekolah yang rusak pascagempa dan tsunami di Sulteng.
Baca Juga : Update Gempa Donggala: Aplikasi Twitter Menjadi Media untuk Mencari Korban Tsunami dan Gempa, Ini Caranya
Seluruh penanganan dampak bencana berada di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) termasuk di bidang pendidikan.
Oleh karena itu, Kemendikbud tidak memiliki wewenang untuk menangani tanpa koordinasi dari BNPB.
Berdasarkan kondisi dan situasi yang ada, proses perbaikan dan pembangunan sekolah tersebut memerlukan waktu minimal setahun.
Oleh karena itu Kemendikbud berupaya untuk terus memberi bantuan berupa peralatan belajar, pendampingan psikologis, dan rehabilitasi sekolah yang rusak hingga proses perbaikan dan pembangunan rampung.
(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | kompas,www.kemdikbud.go.id,twitter/@kemendikbud_RI |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |