Untuk mengenang Tragedi Bintaro, warga sekitar memasang bendera merah putih di sekitar rel.
Warga juga menggelar tahlilan bersama di pinggir rel, untuk mendoakan arwah korban yang meninggal dunia.
5. Tragedi Bintaro dijadikan lagu dan film
Untuk mengenangn Tragedi Bintaro, musisi Iwan Fals menulis lagu berjudul 19/10 atau 1910 (diucapkan: sembilan belas-sepuluh, berarti 19 Oktober).
Juga Ebiet G Ade yang membuat lagu Masih Ada Waktu dari peristiwa kecelakaan ini.
Dua tahun kemudian, tepatnya 1989, peristiwa ini diangkat menjadi sebuah film yang berjudul Tragedi Bintaro dan disutradarai oleh Buce Malawau.
Film berjudul Tragedi Bintaro dibintangi antara lain Roldiah Matulessy, Ferry Octora, dan Lia Chaidir yang diangkat dari kisah nyata seorang korban kecelakaan, Juned.
Di akhir film, muncullah Juned yang sebenarnya di rel kereta api yang memakai penyangga kaki, karena kaki kirinya harus diamputasi.
“Sayalah Juned, seorang korban musibah tabrakan kereta api di Bintaro, saya berterima kasih karena kisah kami sekeluarga diangkat kelayar putih lewat film ini, moga-moga ada hikmahnya bagi kita semua” demikian kata-kata Juned yang asli di akhir kisah.
6. Lokasi bangkai lokomotif 'dikuburkan'
Balai Yasa Yogyakarta menjadi tempat penyimpanan lokomotif tua dari semua daerah di Pulau Jawa.