Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Grid.ID - Nama Jamal Khashoggi masih terus menjadi topik pembahasan di berbagai media nasional maupun internasional.
Perkembangan tentang kasus Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi yang hilang di Turki masih terus bergulir hingga kini.
Selama ini, Jamal Khashoggi diberitakan tewas karena dibunuh di Turki.
Namun, kini beredar kabar bahwa penyebab tewasnya Jamal Khashoggi bukan karena dibunuh.
Seperti yang dilansir dari laman The Guardian (20/10/2018), kini Arab Saudi telah mengakui bahwa jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi memang sudah tewas setelah dikabarkan menghilang sejak 2 Oktober lalu.
Pihak Arab Saudi akhirnya mengakui bahwa Jamal khashoggi tewas di dalam gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Baca Juga : Tulisan Terakhir Jamal Khashoggi, Jurnalis Arab Saudi yang Dikabarkan Dibunuh di Turki
Melansir dari Kompas.com (20/10/2018), pernyataan tersebut disiarkan melalui saluran televisi yang dikendalikan pemerintah, Al-Akhbariya pada Sabtu (19/10/2018) dengan mengutip hasil penyelidikan awal dari jaksa penuntut umum.
Pada pemberitaan sebelumnya, Jamal Khashoggi dikabarkan dibunuh secara brutal dan dilenyapkan dengan menggunakan cairan asam.
Hal ini berkebalikan dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Arab Saudi.
Otoritas Arab Saudi mengklaim bahwa Jamal Khashoggi tewas karena sempat bertikai dengan orang-orang yang ditemuinya di gedung konsulat pada 2 Oktober 2018 lalu.
Sayangnya, laporan tersebut tidak mengungkapkan keberadaan Jamal Khashoggi saat ini.
"Pembicaraan antara Jamal Khashoggi dan orang-orang yang ditemuinya di konsulat kerajaan di Istanbul, berubah menjadi pertikaian yang menyebabkan kematiannya", begitulah laporan dari Saudi Press Agency mengutip jaksa penuntut umum.
Baca Juga : Urusan Tambah Runyam, Paman Jamal Khashoggi Rupanya Orang Terkaya di Arab Saudi yang Akrab dengan Raja Fahd
Sementara itu, AFP juga mewartakan bahwa Kerajaan Arab Saudi sejauh ini sudah mengumumkan ada 18 orang yang telah ditangkap selama penyelidikan berlangsung.
Pemerintah juga memecat pejabat tinggi intelijen Ahmad al-Assiri dan penasihat media istana, Saud al Qahtana.
Kedua orang tersebut ternyata merupakan pembantu utama Putra Mahkota Pangeran, Mohammed bin Salman.
Baca Juga : Disebut Rumah Termahal di Dunia, Inilah Penampakan Hunian Pangeran Arab Mohammed bin Salman
Raja Salman bahkan sempat memerintahkan pembentukan komite menteri di bawah kepemimpinan putra mahkota untuk merestrukturisasi badan intelijen.
Sebelum Arab Saudi menegaskan Jamal Khashoggi telah tewas, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan Raja Salman sempat berbicara melalui sambungan telepon.
Pejabat Turki menuding bahwa Jamal Khashoggi telah dibunuh di konsulat oleh sekelompok orang yang dikirim oleh Saudi.
Baca Juga : Arab Saudi Akui Jamal Khashoggi Tewas di Konsulatnya, Namun Tak Ungkapkan Keberadaan Jasadnya
Namun, klaim itu dibantah oleh pihak Arab Saudi dan menegaskan bahwa Jamal Khashoggi tewas karena bertikai.
Sementara itu, menurut rekaman kamera CCTV dan data kontrol paspor yang dirilis otoritas Turki menunjukkan ada 15 warga Arab Saudi tiba di Istanbul dan menuju konsulat.
Mereka sampai ke gedung tersebut beberapa jam sebelum Khashoggi dijadwalkan berkunjung ke sana.
Baca Juga : Viral di Twitter, Jemaah Asal Jepang Tertangkap Kamera Punguti Sampah Saat Beribadah Haji di Arab Saudi
15 orang itu kemudian kembali ke bandara setelah kabar hilangnya kolumnis The Washington Post itu menyebar.
Polisi Turki juga telah memperluas pencarian untuk menemukan jasad Jamal Khashoggi.
Menurut pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa kemungkinan jasad Jamal Khashoggi dibuang di hutan Belgrad terdekat atau di lahan pertanian. (*)
Agus Salim Ngaku Sudah Bisa Melihat Lagi, Mantan Pengacara Sebut Curiga Sejak Awal Bertemu: Uang Itu Cepat Menyembuhkan
Source | : | Kompas.com,The Guardian |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |