Grid.ID - Ribuan warga Taiwan pro- kemerdekaan berunjuk rasa di Taipei, Sabtu (20/10/2018), untuk mendorong referendum melepaskan diri dari China.
Salah satu demonstrasi terbesar di Taiwan sepanjang tahun ini diorganisir oleh kelompok bernama Aliansi Formosa yang dibentuk 6 bulan lalu.
Baca Juga : Atlet Anggar China, Sun Gang Punya Ritual Wajib Sebelum Bertanding
Para pedemo berkumpul di dekat kantor Presiden Tsai Ing-wen. Tsai adalah tokoh politik dari Partai Progresif Demokratis (DPP).
Juru bicara Aliansi Formosa, Kenny Chung, mengklaim unjuk rasa tersebut berhasil.
Salah seorang pimpinan demonstrasi, Kuo Pei-horng, mengatakan setiap warga Taiwan berhak menentukan nasib negara mereka.
"Setiap warga Taiwan seharusnya dapat memilih seperti apa masa depan negaranya. Ini harus menjadi keputusan sekitar 23,57 juta orang, bukan keputusan China," katanya.
Para pengunjuk rasa meminta Tsai untuk melawan China dan mendorong digelarnya referendum kemerdekaan.
Baca Juga : Atlet Anggar China, Sun Gang Punya Ritual Wajib Sebelum Bertanding
Sebagian pedemo membawa poster bertuliskan, "Tak ada lagi gertakan, tak ada lagi aneksasi".
Hubungan China dan Taiwan memburuk sejak Tsai naik ke kursi kepresidenan pada 2016. China menduga Tsai hendak mendorong kemerdekaan secara resmi, sebuah hal terlarang bagi negara Tirai Bambu.
Selama ini China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang bandel, tapi tak pernah melepaskannya dari otoritas mereka. Pada tahun ini pula, China meningkatkan tekanan militer dan diplomatik.
Serunya Presiden RI Prabowo Subianto Ceritakan Kucing Miliknya pada Wakil Perdana Menteri Inggris: Saya Punya Delapan
Source | : | Kompas.com,BBC |
Penulis | : | None |
Editor | : | Rich |