Baca Juga : Hari Pahlawan: Menilik Kondisi Terkini 4 Titik Lokasi Pertempuran di Surabaya Pada 10 November 1945
Pada 21 Juni 1599, kapal Belanda memaksa masuk ke salah satu pelabuhan dagang itu.
Laksamana Malahayati dan pasukannya yang tak terima tentu mengadakan perlawanan.
Cornelis de Houtman dan beberapa pelaut Belanda tewas dalam peristiwa itu.
Sementara itu, adik Cornelis de Houtman sekaligus wakil komandan armada Belanda, Frederick de Houtman ditangkap oleh pihak Aceh.
Laksamana Malahayati Tak Hanya Cakap di Medan Perang
Tak hanya cakap di medan perang, Laksamana Malahayati juga melakukan perundingan damai mewakili Sultan Aceh dengan pihak Belanda.
Perundingan itu merupakan upaya Belanda agar Frederick de Houtman dilepaskan.
Hasil dari perundingan itu, Frederick de Houtman dilepaskan dengan syarat Belanda harus membayar ganti rugi kepada Kesultanan Aceh.
Baca Juga : Hari Pahlawan : 73 Tahun Berlalu, Begini Kondisi Hotel Yamato Sekarang Tempat Dirobeknya Bendera Belanda
Terlepas dari itu, Laksamana Malahayati juga menjadi orang yang menerima kedatangan John Lancaster, duta utusan Ratu Elizabeth dari Inggris.
Mendapat Gelar Pahlawan
Laksamana Malahayati meninggal dunia pada tahun 1615.
Makamnya terletak di Desa Lamreh, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar.
Laksamana Malahayati kemudian mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2017 bersama dengan tiga orang lainnya, yakni TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid asal Nusa Tenggara Barat, Sultan Mahmud Riayat Syah asal Kepulauan Riau, dan Lafran Pane asal Daerah Istimewa Yogyakarta.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | bobo.grid.id,Kementerian Sosial RI |
Penulis | : | Hastin Munawaroh |
Editor | : | Hastin Munawaroh |