Laporan Wartawan Grid.ID, Agil Hari Santoso
Grid.ID - Tragedi Drama Kolosal yang digelar pada Jumat (9/11/2018) menyisakan duka di peringatan Hari Pahlawan.
Berniat menyambut Hari Pahlawan yang diperingati pada Sabtu (10/11/2018), tragedi drama kolosal Surabaya Membara malah membawa kabar duka.
Belasan orang harus dirawat di rumah sakit setelah terluka karena tragedi drama kolosal Surabaya Membara yang terjadi di malam sebelum peringatan Hari Pahlawan.
Baca Juga : Koordinator Acara Sebut Drama Kolosal Surabaya Membara Sudah Dipersiapkan Jauh-Jauh Hari
Selain korban luka-luka, ada 3 orang meninggal dunia akibat tragedi drama kolosal Surabaya Membara.
Mengutip Kompas, kecelakaan di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya itu memakan 3 korban jiwa dan 20 lainnya luka berat dan luka ringan.
Tragedi penuh duka yang terjadi di malam pagelaran ini lantas ditanggapi oleh Ketua Komunitas Surabaya Membara sekaligus koordinator acara, M Taufik Hidayat.
Baca Juga : Cerita Pilu Seorang Ayah Menatap Putrinya Tewas dalam Insiden Surabaya Membara
Sebagai Ketua Komunitas Surabaya Membara, Taufik menyampaikan dirinya turut berduka cita atas insiden yang merenggut nyawa 3 orang korban dan membuat korban lainnya luka-luka.
Mengutip Tribun Jatim, Taufik juga mengatakan dirinya khawatir karena beberapa korban diantaranya adalah adik-adik yang pernah mengikuti pagelaran Surabaya Membara.
Taufik mengaku bahwa ia sudah mengingatkan para penonton yang duduk berjejer di atas viaduk untuk turun.
Baca Juga : Insiden Surabaya Membara: Penonton Terserempet Kereta Api di Viaduk Jalan Pahlawan
Taufik menambahkan, ketika penonton yang duduk di area viaduk dihimbau untuk turun, mereka hanya mengacungkan jempol saja.
"Kami sudah mengimbau berulang kali, mereka hanya acungkan jempol. Di luar kendali kita karena lokasi yang kita siapkan di Jalan Pahlawan. Lepas rel di luar pengawasan kita, bahkan penonton sampai Pasar Turi," ujar Taufik seperti dikutip Grid.ID dari Tribun Jatim.
Taufik mengungkapkan bahwa tidak ada kereta lewat saat pagelaran acara Surabaya Membara tiga tahun lalu.
Baca Juga : Cerita Ayah Erikawati Saat Menyaksikan Putrinya Menjadi Korban Tragedi Drama Kolosal Surabaya Membara
"Memang dua, tiga tahun lalu tidak ada kereta lewat, sampai selesai acara. Saya juga tidak tahu jadwal kereta lewat, kok tadi ada kereta lewat," ujar Taufik.
Taufik menjadi salah satu saksi saat kereta api melintas dan menyerempet warga yang tengah duduk di area viaduk.
Bahkan, Taufik yang saat itu tengah memberikan tepuk tangan kepada warga yang berada di atas viaduk.
Baca Juga : Berikut Identitas Korban Tewas dan Terluka Tersambar Kereta di Viaduk saat Surabaya Membara
"Ada kereta api lewat, semoga beraturan. Tepuk tangan buat teman kita yang ada di atas viaduk. Yak, untung sandalnya saja yang jatuh," ujar Taufik seperti dikutip Grid.ID dari Surya.co.id.
Namun setelah memberi sambutan, ternyata ada penonton yang jatuh dari viaduk yang tingginya kurang lebih 5 meter dari aspal.
Taufik lantas berteriak meminta tolong tim medis untuk segera datang menolong warga yang jatuh itu.
Baca Juga : Kronologi Jatuhnya Anak 9 Tahun yang Jadi Korban saat Menonton Drama Kolosal Surabaya Membara
"Tunggu sebentar ada yang jatuh, ada yang jatuh dua orang. Tim medis, tim medis. Tolong, tolong, tolong," teriak Taufik saat melihat warga jatuh.
Walau terjadi kecelakaan, acara pagelaran drama kolosal Surabaya Membara tetap dilanjutkan pihak panitia.
Namun, banyak adegan dari drama kolosal Surabaya Membara dipotong, dan durasinya tidak sesuai waktu yang ditetapkan panitia, yakni 60 menit.
Baca Juga : 3 Orang Meninggal 20 Orang Terluka, Begini Kronologi Penonton Terseret Kereta saat Nonton Surabaya Membara
Sebagai ketua komunitas Surabaya Membara, Taufik memiliki alasan dibalik dilanjutkannya acara walau sempat terjadi kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa.
"Teman-teman ini sudah bekerja keras, banyak teman dari daerah juga sudah latihan 1 bulan, banyak yang syok juga. Kasihan kalau tidak jadi tampil. Meski begitu pertunjukan yang asalnya 60 menit nggak sampai, jadi 40 menit," kata Taufik.
Menurut pantauan Tribun Jatim, Taufik berada di lokasi acara hingga usai, namun segera meninggal tempat walau ada beberapa properti yang belum selesai dibersihkan.
(*)
Source | : | Kompas.com,surya.co.id,Tribun Jatim |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |