Grid.ID - Di Jepang zaman kekaisaran Hirohito dan sebelumnya, profesi Geisha yang dijalani oleh seorang wanita amatlah dihormati.
Bahkan untuk menjadi seorang Geisha, seorang wanita haruslah menjalani pelatihan sopan santun, adat istiadat, upacara minum teh serta kebudayaan Jepang.
Tak pelak dengan beragam pelatihan layaknya akademi pendidikan itu membuat para pelanggan Geisha kebanyakan adalah penggede kekasiaran Jepang.
Dikutip dari The Frisky, Minggu (11/11) 28 Mei 1905 bertempat di Kanda, Tokyo, Jepang, seorang bayi perempuan lahir dari keluarga pembuat tikar Tatami.
Baca Juga : Pelaku Pemerkosa 70 Anak di Thailand Ternyata Mengidap HIV, Bagaimana Nasib para Korban?
Anak perempuan itu dinamai ayah ibunya Sada Abe.
Tokyo walaupun sebagai ibukota Jepang saat itu dan berlabel kota maju, namun kehidupan masyarakat kelas bawahnya amat susah.
Abe juga turut merasakan susahnya hidup di Tokyo lantaran ia terlahir di keluarga kurang mampu.
Pada umur 17 tahun tepatnya tahun 1922, Abe yang sudah menginjak remaja mulai menunjukkan sifat labilnya.
Chandrika Chika Belum Minta Maaf Usai Diduga Aniaya Yuliana Byun, Sang Ayah Datangi Korban
Source | : | The Frisky |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |