Laporan wartawan Grid.ID, Ria Theresia Situmorang
Grid.ID - Tak banyak yang tahu kalau penyanyi Dewi Gita sebenarnya pernah menekuni karier sebagai penari sebelum berkarier seperti sekarang.
Istri dari Armand Maulana ini bercerita dalam acara Indonesia Menari 2018, ia memang sudah menari sejak umur 9 tahun, tetapi karena beberapa hal, dirinya kini lebih banyak bersinggungan di bidang tarik suara.
"Saya kan sebenernya penari. Saya sebenernya andal banget tapi sudah tua," ujar Dewi Gita saat ditemui Grid.ID di Grand Indonesia, Jakarta Pusat pada Minggu (11/11/2018).
"Saya memang lahir di nari terus di perjalanan menari dari umur 9 tahun, saya kesandung di seni suara. Ya nggak apa-apalah mungkin dengan seni suara saya bisa memeprtahankan tari, khususnya tari Jawa Barat," sambungnya.
Baca Juga : Mau Nikah Lagi, Daus Mini: Alhamdullilah Doain Aja
Ibu satu anak ini mengatakan kalau jenis tarian yang ditekuninya untuk saat ini adalah tari tradisional yang beradal dari Jawa Barat contohnya tari jaipongan dan tari topeng.
"Saya sudah lama jadi guru tari. Udah dari zaman dulu. Cuma kan private buat anak kecil aja," akunya.
"Saya sempat di kandang jurang. Pokoknya yang gratis gratislah. Saya belum mau kalau yang komersil di tari. Memang mau menurunkan ilmu saya," tambahnya lagi sambil tersenyum antusias.
Baginya, ini bukan kali pertamanya ia mengisi acara yang berhubungan dengan tari. Dalam kesempatan tersebut ia bahkan ingin menjadi peserta kompetisi yang diselenggarakan oleh Bakti Budaya Djarum Foundation tersebut.
"Kangen. Saya pengen jadi peserta justru," imbuhnya.
"Saya terus isi acara. Saya sempet jadi duta juga tapi lupa tahun berapa. Saya selalu ikut," kenangnya.
Melihat antusiasme 1500 penari yang berkompetisi untuk ajang tersebut, Dewi Gita pun merasa bangga sekaligus termotivasi untuk menggetarkan panggung terlihat dari penampilannya membawakan banyak lagu dalam evdnt tahunan tersebut.
Baca Juga : Berusia 2.100 Tahun, Tubuh Mumi Lady Dai Utuh dan Kulitnya Masih Lunak
"Luar biasa. Apalagi Gigi selalu memeriahkan dengan kompetisi seperti ini. Karena kami ini butuh kompetisi seperti ini," katanya.
"Kalau nggak, nggak ada kan mau ngapain belajar nari terus nggak ada wadahnya kan nggak semangat. Ini penyemangat kami yang ingin mempertahankan kebudayaan indonesia lewat tari," pungkasnya.(*)
Penulis | : | Ria Theresia |
Editor | : | Widyastuti |