3 Tahun yang lalu - Sejauh ini para tentara menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan para pemimpin sipil lainnya selama kudeta.
3 Tahun yang lalu - Instruktur senam yang sempat viral di TikTok gegara lagu 'Ampun Bang Jago' dan latar belakang kudeta militer Myanmar akui tak ada maksud apapun!
3 Tahun yang lalu - Diiringi lagu 'Ampun Bang Jago', wanita ini santai senam aerobik di tengah kudeta Myanmar.
3 Tahun yang lalu - KBRI di Myanmar memberikan imbauan kepada seluruh WNI yang tinggal di Myanmar untuk tetap tenang dan tingkatkan kewaspadaan.
3 Tahun yang lalu - Kudeta militer di Myanmar bikin koneksi internet dan jaringan telepon terputus! Masyarakat jadi tidak bisa menggunakan layanan!
3 Tahun yang lalu - Kudeta militer di Myanmar, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dan Perdana Menteri Inggris kecam tindakan terhadap pemerintah Myanmar!
3 Tahun yang lalu - Kudeta di Myanmar, pihak militer tahan pemerintah sipil gegara pemerintah tak tanggapi tuduhan kecurangan pemilu!
4 Tahun yang lalu - Intisari-Online.com - Jika kita melihat sejarah, kudeta-kudeta yang dilakukan militerlah yang biasanya berhasil, selain tentu saja melibatkan banyaknya korban jiwa akibat perang sipil yang terjadi seperti diuraikan berikut ini. Kudeta terjadi ketika tiba-tiba ada penggulingan pemerintah, biasanya dilakukan oleh lembaga negara seperti militer, untuk menggantikannya dengan badan lain dari militer atau warga sipil terpilih. Akan tetapi, upaya militer tersebut sering kali mengabaikan hak-hak sipili, tidak hanya karena munculnya kekerasan selama aksi pemberontakan tetapi juga kegagalan upaya kudeta yang sering mengakibatkan perang saudara. Berikut adalah 5 kudeta militer paling kejam dalam sejarah dan akibatnya. Baca Juga: Kudeta Berdarah Peristiwa 27 Juli 1996 atau Kudatuli, Awal Mula Jatuhnya Rezim Orde Baru Soeharto: ''Soerjadi 'Disponsori' Rezim Orde Baru karena Saat Itu Megawati Terpilih Sebagai Ketua Umum Partai'' 5. Upaya Kudeta di Venezuela, 1992 Upaya kudeta pertama terjadi pada Februari 1992 yang dipimpin oleh Hugo Chavez dengan 'Movimiento Bolivariano Revolucionario' (MBR-200). Sementara yang kedua terjadi pada 27 November dengan dipimpin oleh orang lain dalam upaya untuk menggulingkan Presiden Carlos Andres Perez saat itu, sementara Chavez dipenjara.