Parapuan.co - Kucing dapat menjadi teman terbaik bagi sebagian orang. Tingkahnya yang menggemaskan membuat suasana hati membaik dan mengurangi stres.
Namun, jika diurus dengan asal, kucing dapat terserang penyakit dan menularkan penyakit ke manusia. Salah satu penyakit yang dapat ditularkan ialah Toxoplasmosis atau infeksi toxoplasma.
Maka itu, agar terhindar dari toxoplasma, ada sederet tips merawat kucing yang perlu Kawan Puan perhatikan sebagai pet parents atau pemiliknya.
Melansir Healthline, riset menunjukkan jika pecinta kucing ternyata memiliki kepekaan sosial yang tinggi, sehingga kehadiran kucing secara tak langsung memengaruhi hubungan antarmanusia.
Baca Juga: Hari Kucing Sedunia: Bagaimana Menjadi Manusia yang Disukai Kucing?
Hal ini tampaknya menjadi alasan mengapa mayoritas orang Indonesia gemar memelihara kucing.
Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan oleh Rakuten pada tahun 2021 menunjukkan jika 47% orang Indonesia memilih untuk memelihara kucing.
Angka ini merupakan yang paling tinggi dibandingkan persentase orang Indonesia yang memilih untuk memelihara anjing ataupun hewan lainnya.
Namun, memelihara hewan peliharaan apapun itu butuh tanggung jawab dan pemiliknya harus memastikan hewan tersebut terpenuhi kebutuhan dan terjaga kesehatannya.
Pasalnya, Kawan Puan perlu tahu, salah satu ancaman kesehatan yang dapat ditularkan oleh kucing adalah infeksi Toxoplasmosis akibat parasit Toxoplasma Gondii.
Penjelasan sederhananya, parasit ini memanfaatkan tubuh kucing sebagai inangnya dan kemudian dapat keluar dari feses kucing.
Parasit ini bisa menginfeksi siapa saja, tetapi dampaknya akan lebih berbahaya bagi orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya ibu hamil.
Apalagi hal yang lebih buruk ialah toxoplasma pada tubuh ibu hamil dapat menular ke janinnya.
Baca Juga: Toksoplasma: Benarkah Calon Ibu Sebaiknya Tak Pelihara Kucing?
Mengutip American Pregnancy Association, janin yang terinfeksi Toxoplasma berisiko lahir prematur dan dengan berat badan lahir rendah, ukuran kepala yang abnormal, masalah pengelihatan, gangguan pada otak, hingga keterbelakangan mental.
Menurut FDA, seseorang dapat terinfeksi Toxoplasma tanpa sadar, bahkan hanya 10% perempuan menunjukkan gejala yang nyata dari toxoplasmosis.
Gejala yang ditunjukkan dapat berupa kelelahan, demam, dan sakit saat menelan.
Oleh karena itu, semua pemilik kucing, terlebih yang sedang dalam masa kehamilan, perlu senantiasa memperhatikan perawatan kucingnya.
Simaklah, ini beberapa tips merawat kucing yang bisa Kawan Puan lakukan agar terhindar dari ancaman infeksi toksoplasma.
Pertama, hindari membersihkan kandang dan kotoran kucing, khususnya membuang pasir kucing selama kehamilan.
Mintalah bantuan pada anggota keluarga lainnya untuk membersihkan kotoran kucing.
Kedua, jika terpaksa, gunakan sarung tangan saat membersihkan kotoran kucing, agar tangan tidak kontak langsung dengan feses.
Pastikan pula untuk mencuci tangan setelah membersihkan kotoran kucing.
Ketiga, gantilah pasir kucing setiap hari, sebab parasit penyebab toxoplasmosis tidak dapat menular dalam jangka waktu 1 sampai 5 hari setelah keluar dari kotoran kucing.
Baca Juga: Sedang Mencari Asuransi untuk Hewan Peliharaan? Ini Rincian Harganya
Keempat, pastikan kucing mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi.
Jangan biarkan kucing memakan hewan-hewan kecil atau daging-dagingan mentah.
Hal ini karena parasit Toxoplasma bisa saja terdapat pada daging mentah dan daging hewan yang dimakan oleh kucing.
Alih-alih demikian, berilah makanan kucing kalengan atau makanan khusus kucing yang sudah terjamin kebersihannya.
Kelima, jagalah kucing tetap berada di dalam rumah agar kucing tak terinfeksi parasit saat berkeliaran di rumah.
Keenam, usahakan untuk tidak membawa pulang kucing liar, terutama anak kucing ke dalam rumah, khususnya pada saat hamil.
Nah, ibu hamil dan pencinta kucing lainnya tak perlu takut dan menjauhi hewan yang manis ini.
Namun, pet parents apalagi yang sedang hamil harus tetap waspada dan menjaga kebersihan diri serta peliharaannya, ya. (*)
Source | : | Healthline,American Pregnancy Association,FDA |
Penulis | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
Editor | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
KOMENTAR