Parapuan.co - Kawan Puan pernah dengar istilah hustle culture? Istilah ini kerap dihubungan dengan gaya bekerja generasi milenial.
Melansir headversity, hustle culture adalah budaya kerja yang membuat pekerjanya menjadi gila kerja, bahkan selalu memikirkan pekerjaan di kala hari libur.
Bukan cuma itu, gaya kerja seperti ini juga menuntut pekerjanya untuk mengutamakan kecepatan kerja, ketangguhan, dan harus bekerja keras setiap hari.
Bahkan, mereka yang terjebak dalam hustle culture ini tak pernah beristirahat, sekalinya istirahat pun akan selalu memikirkan tentang pekerjaan.
"Pokoknya, kerja, kerja, dan deadline," Ya, begitulah yang ada di dalam benak para pekerja.
Sayangnya, hustle culture ini menjadi tren kerja para milenial, lho, Kawan Puan.
Baca Juga: Perempuan Karier Juga Bisa Sukses dan Berkembang, Ikuti 5 Tips Ini!
Mengapa begitu?
Melansir The Daily Star, budaya gila kerja ini mulai marak terjadi di perusahaan dengan basis teknologi. Tentunya, para pekerja diminta untuk mengejar kecepatan, tanpa henti.
Coba saja lihat Tesla, sang CEO, Elon Musk pun pernah mengunggah cuitan di Twitter yang mengungkapkan kalau bekerja 40 jam per minggu tidak akan merubah dunia.
Tak hanya Tesla, beberapa perusahaan terknologi di China bahkan dikenal dengan budaya kerja 996. Pekerjanya dituntut untuk bekerja mulai dari jam 9 pagi hingga 9 malam dalam enam hari.
Tapi, begitulah keadaan kerja para milenial ini, termasuk kita.
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Dinia Adrianjara |
KOMENTAR