Parapuan.co - Pada acara perayaan Hari Batik Nasional, Istana Merdeka, Jakarta, dimeriahkan dengan pagelaran busana dengan 500 model lintas profesi yang serempak memakai batik (1/10/2023).
Acara bertajuk Istana Berbatik tersebut dimeriahkan oleh para model profesional, kepala lembaga negara, menteri, gubernur, duta besar sejumlah negara sahabat, hingga pegiat seni yang memamerkan batik dengan aneka motif.
Namun yang tak kalah jadi sorotan adalah batik cokelat dengan motif parang barong seling kembang udan riris yang dikenakan Presiden RI Joko Widodo.
Karena konon motif batik tersebut hanya boleh dikenakan oleh para raja saja.
Namun sebenarnya, apa makna dari motif batik parang barong yang dipakai oleh Presiden Jokowi? Melansir dari PARAPUAN, berikut filosofinya.
Filosofi Batik Parang
Batik motif parang diciptakan oleh Panembahan Senopati, yang juga merupakan putra dari Ki Gede Pemanahan, pendiri Kerajaan Mataram Islam.
Pada zaman dahulu batik dengan motif parang ini hanya diperbolehkan untuk dikenakan oleh para raja dan keturunannya saja.
Baca Juga: Sambut Hari Batik Nasional, Desainer Jelaskan Perbedaan Batik dan Ecoprint
Diketahui bahwa ternyata motif parang adalah salah satu pola batik yang masuk daftar batik larangan Keraton Yogyakarta atau yang disebut Awisan Dalem.
Artinya motif batik yang masuk dalam daftar Awisan Dalem ini tidak bisa digunakan sembarangan dan hanya diperbolehkan dipakai oleh orang-orang tertentu saja.
Source | : | Parapuan |
Penulis | : | Citra Narada Putri |
Editor | : | Citra Narada Putri |
KOMENTAR