Namun, setelah tiga tahun menjalani profesi ini, ia menyadari bahwa banyak tantangan dan stigma negatif yang menyertainya.
Dia yang tidak pernah goyah akan pilihannya, suatu malam merasakan tantangan-tantangan dan stigma negatif termanifestasi dalam sebuah pengalaman yang mengancam keselamatan fisiknya.
Saat itulah dia memaksa dirinya untuk keluar dari zona nyaman menyanyi dangdut yang selama ini jadi pekerjaannya.
"Pernah itu pas pulang nyanyi malam-malam dicegat sama preman-preman sudah mabuk, aku sembunyi di rumah gedong," ucapnya dalam YouTube Indonesia Seribu Kartini.
"Memang kalau penyanyi dangdut ya banyak rintangannya, jadi aku memutuskan pekerjaan yang lain ajalah, yang ayem, tenteram, keluargaku bisa terpenuhi seluruh kebutuhannya," imbuhnya.
Novi mengevaluasi pilihannya sebagai penyanyi dan mencari kembali identitasnya sambil berupaya membantu orang tuanya yang terlilit utang.
Menjadi Petani Bukanlah Keputusan Mudah
Baca Juga: Profil Megawati Hangestri, Atlet Voli Indonesia yang Jadi MVP di Liga Korea!
Tuntutan fisik untuk melakukan pekerjaan kasar selama 24/7, ditambah kondisi alam yang terus berubah, membuatnya sangat skeptis terhadap kemampuannya sendiri hingga hampir menyerah.
"Dulu pas waktu belajar bertani aku pernah hampir menyerah, dulu memandang petani itu kan sulit, terus ngangkat berat-berat, dan kerjaannya kotor-kotoran, apa aku bisa seperti mereka," ungkapnya.
Source | : | Parapuan.co |
Penulis | : | Rizka Rachmania |
Editor | : | Rizka Rachmania |
KOMENTAR