Alhasil, mereka jadi cenderung melarikan diri ke aktivitas belanja untuk mendapatkan perasaan sementara atas kontrol dalam dunia yang terasa tidak terkendali.
"Itu membuat mereka merasa seperti Armageddon," ungkap Ylva Baeckström, penasihat keuangan senior di King’s Business School dan mantan bankir.
Generasi Z dan milenial tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi dan krisis global, termasuk pandemi Covid-19 dan krisis keuangan.
Kondisi ini membuat mereka merasa bahwa peluang untuk mencapai kestabilan finansial yang dinikmati orang tua mereka semakin jauh dari jangkauan.
Sebagian besar beranggapan bahwa mereka mungkin tidak akan bisa membeli rumah, sehingga memilih untuk menghabiskan uang untuk hal lain, seperti barang teknologi terbaru atau pakaian mewah.
Dampak Doom Spending
Meski doom spending memberikan ilusi kontrol, dampaknya justru sebaliknya.
Baca Juga: Tips Hemat Belanjakan Uang Jajan Bulanan untuk Pelajar dan Mahasiswa
Belanja yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kondisi keuangan memburuk di masa depan.
Misalnya, alih-alih menabung untuk membeli rumah atau investasi jangka panjang, banyak generasi muda yang memilih menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak produktif, seperti liburan atau barang mewah.
Cara Mengatasi Doom Spending
Menurut Ylva Baeckström, memahami hubungan emosional dengan uang adalah langkah pertama untuk mengatasi doom spending.
Source | : | Parapuan |
Penulis | : | Arintha Widya |
Editor | : | Citra Narada Putri |
KOMENTAR