Konon tubuhnya ditanam di salah satu dinding beton di sebelah dalam terowongan.
Sejak itu menurut Dachlan, seorang tokoh lokal, Nyi Sadea beredar sebagai arwah penasaran dan sekaligus menjadi penghuni gaib terowongan Lampegan.
“Katanya dia diperistri oleh Ranggawulung, penguasa gaib di kawasan ini. dan sekali-sekali sering menampakkandiri di terowongan,” ujar lelaki kelahiran 1957 itu.
Entah benar atau salah, nyatanya hingga kini masyarakat setempat seolah menggenggam erat kisah skandal tersebut.
Stasiun Lempugan yang misterius
Sebelum ada jalur kereta api, kawasan Lampegan hanya dikenal sebagai kawasan Cikancana. Bisa jadi, itu mengacu pada Gunung Kancana,
Lalu dari mana munculnya nama Lampegan? Tak lain itu berasal dari kondektur spur yang tiap menjelang terowongan kerap berteriak: “steek lampen ann!” yang artinya “nyalakan lampu”. Di telinga orang-orang Sunda waktu itu, seorang terdengar sebagai lampegan.
Kini Stasiun Lampegan masih kokoh berdiri. Begitu pula dengan terowongannya yang pada 2005 lalu sempat mengalami longsor hingga mematikan jalur Sukabumi-Cianjur-Bandung. Namun setelah para insinyur Jepang turun tangan pada 2006, jalur tua itu dinyatakan laik kembali digunakan.
“Katanya aktif lagi setelah Lebaran tahun ini,” ujar Zaenuddin, merujuk pada Idul Fitri tahun 2011. Jalur ini akhirnya benar-benar diaktifkan kembali pada 2016 lalu.
Pagi yang cerah di Lampegan belum juga enyah. Tak terasa orang-orang semakin banyak berkerumun di sekitar stasiun itu. Tatapan mereka masih tertuju pada tampilan foto tua di layar laptop. Ta 115 tahun memang bukan waktu yang singkat, namun terowongan itu tetap berdiri perkasa. Seolah saksi bisu yang menyimpan sejuta kenangan hidup dari para leluhur mereka. (Intisari)
Padahal Telan Biaya Fantastis, Rumah Mewah Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Alami Kebocoran, Begini Kondisinya Sekarang
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |