Grid.ID - Testosteron merupakan hormon seks pria yang punya peran penting dalam fungsi seksual, produksi sperma, pembentukan otot, dan intonasi suara.
Rendahnya kadar hormon ini akan menyebabkan seseorang mengalami kelelahan kronis, depresi, gangguan ereksi, dan postur tubuh yang kurang tegap atau berkurangnya kemampuan atletik.
Penelitian menunjukkan bahwa hormon testosteron dalam jumlah yang normal sangat penting untuk mengurangi risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular pada pria.
Selain itu, pria yang kadar testosteronnya normal lebih panjang umur dibanding dengan pria yang kekurangan hormon ini.
Banyak mitos salah yang beredar mengenai hormon pria ini.
Menurut Abraham Morgentaler, MD, dokter spesialis urologi dari Harvard Medical School dan penulis buku Testosterone for Life yang dikutip oleh Kompas.com ada beberapa mitos testoteron.
Inilah 5 mitos yang dikutip oleh Grid.ID yang bisa menjawah dan menambah pengetahuan untuk para wanita.
1. Testosteron adalah obat yang ilegal
Hormon testosteron termasuk dalam obat yang legal, terlebih hormon ini sangat penting bagi pria.
Yang ilegal adalah bila hormon ini dipakai tanpa resep dokter.
Meski demikian, banyak organisasi olahraga yang punya aturan ketat tentang penggunaan obat atau suplemen yang mengandung testosteron karena bisa mempengaruhi performa atlet.
Atlet yang melanggar bisa dikenai sanksi.
2. Testosteron adalah steorid, dan steorid berbahaya
Memang betul bahwa testosteron memang steorid tapi tidak berbahaya.
Lagi pula secara alamiah manusia dipenuhi oleh berbagai steorid.
Menurut Morgentaler, kata steroid sebenarnya berkaitan dengan molekul yang ditopang oleh empat karbon seperti estrogen, progesteron, kortisol, juga Kolesterol.
Sementara itu, dalam dunia olahraga, steroid merupakan kependekan dari anabolic steroid hormone yang berarti secara khusus bekerja untuk membangun otot dan tulang seperti testosteron.
3. Testosteron menyebabkan perilaku kasar dan tak terkontrol
Belum ada fakta yang membuktikan bahwa testosteron menyebabkan tindakan agresif, kekerasan, atau perilaku tak terkontrol lainnya.
Sebaliknya, pria dengan hormon testosteron yang rendah justru mudah marah dan kondisi ini akan membaik setelah kadar testosteronnya naik.
4. Testosteron menyebabkan kanker prostat
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pria dengan kadar testosteron tinggi justru memiliki risiko lebih kecil terkena kanker prostat
5. Kadar Testosteron yang tinggi menyebabkan kebotakan
Secara umum, pria yang mengalami kebotakan punya kadar testosteron yang sama dengan pria yang rambutnya masih lebat.
Kebotakan, menurut Morgentaler, biasanya sudah diturunkan secara genetis.
Hanni NewJeans Dilaporkan Jadi WNA Ilegal di Korea Selatan, Kantor Imigrasi Seoul Buka Suara
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |