(BACA JUGA: Homoseks Beda dengan Pedofilia, Tapi Bisa Menjadi Awal Kejahatan Seksual)
7. Pada dasarnya, pelaku pedofilia juga mampu tampil seperti masyarakat pada umumnya.
Tapi pada umumnya, mereka kerap merasa rendah diri, terisolasi, mengalamai disforia internal, juga ketidakmatangan emosi.
8. Seorang pedofil juga punya kesulitan berinteraksi dengan orang dewasa lainnya yang seusia dengannya.
Hal ini menyebabkan ia sulit untuk menangani hal-hal yang menyakitkan. Meski demikian, tak menutup kemungkinan mereka juga menikah.
9. Mereka juga punya kecenderungan punya gangguan kepribadian seperti antisosial, borderline, narsistik, dan ketergantungan.
10. Bertangan kidal dan punya cacat minor. Menurut sebuah studi yang dilakukan peneliti dari University of Windsor di Kanada, beberapa pedofil cenderung punya tangan kidal.
Angkanya 30 hingga 35 persen dan cacat kecil di wajah.
Fenomena ini biasa disebut dengan Minor Physical Anomalies (MPAs).
11. Penelitian itu juga menunjukkan, beberapa aspek tertentu dari perkembangan saraf dapat mempengaruhi risiko seseorang terhadap kecenderungan pedofilia.
12. Tak hanya itu, bebera penelitian tentang pedofilia sebelumnya menemukan, penderita pedofilia cenderung memiliki IQ 10-15 poin lebih rendah dibanding rata-rata.
Mereka juga umumnya lebih pendek 2,3 cm dibanding rerata orang pada umumnya.
Jaringan pedofilia terbesar di Norwegia
Cacat wajah cenderung berkembang karena lapisan jaringan embrio utama yang membentuk sistem saraf utama selama trimester pertama dan kedua kehamilan.
Cacat wajah ini, yang lebih umum di kalangan pria, biasanya disebabkan oleh paparan pralahir terhadap virus, alkohol atau obat-obatan, komplikasi kehamilan, atau kekurangan gizi.
Dari catatan-catatan di atas, kembali ke pertanyaan awal, apakah kita seorang pedofil?
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |