Sebelumnya, tak ada ulasan formal yang sistematis mengenai pengukuran tersebut, dan belum pernah ada usaha menciptakan nomogram yang memperlihatkan distribusi ukuran.
Dr David Veale dari Institute of Psychiatry, Psychology, and Neuroscience King's College London serta South London and Maudsley NHS Foundation Trust mengatakan, "Para pria saling membandingkan ukuran di ruang ganti dan dengan film porno, lalu percaya bahwa ukuran kemaluan mereka kecil.
Beberapa pria bahkan diledek pasangannya gara-gara ukuran alat vitalnya kurang panjang. Banyak pria yang mungkin cemas.
Bila kami meyakinkan bahwa kemaluan mereka berukuran normal, hal tersebut akan membantu mereka mengatasi kecemasan itu."
"Kami juga menggunakan grafik untuk meneliti perbedaan antara apa yang dipercaya pria terhadap posisi mereka di grafik dan posisi aktual mereka ataupun posisi mereka seharusnya berada.
Kami memiliki klinik spesialis BDD untuk pria yang khawatir dan stres dengan ukurannya.
Mereka tak hanya perlu dibantu dengan melihat posisi mereka pada grafik distribusi, tetapi juga butuh terapi formal, seperti cognitive behavioural therapy dan obat-obatan juga," imbuhnya.
Dr Martin Baggaley, direktur medis South London and Maudsley NHS Foundation Trust, mengatakan, "BDD menyebabkan seseorang memiliki pandangan terdistorsi mengenai bagaimana penampilan mereka, mereka dapat menghabiskan banyak waktu untuk terobsesi mengkhawatirkan penampilan saja."
Kekhawatiran penampilan itu meliputi berat badan dan bagian-bagian khusus tubuh. Bagi pria, tentu saja ini soal ukuran penis.
"Hal seperti ini bisa mengambil alih hidup seseorang dan menciptakan stres yang luar biasa," katanya.
Hasil studi baru ini diharapkan membantu meyakinkan pria yang prihatin dengan ukuran penisnya serta membantu mereka yang bergerak di bidang klinis dalam mengatasi BDD.
BDD terjadi bersamaan dengan kelainan bernama obsessive compulsive disorder (OCD).
Seorang penderita BDD secara terus-menerus membandingkan ukurannya dengan orang lain, serta menghabiskan banyak waktu di cermin atau justru menghindari cermin.
"Mereka juga terus-menerus menutupi kecacatan yang terlihat, atau merasa cemas ketika berada di tengah-tengah orang banyak," katanya.(*)
Dekorasi Imlek 2025 yang Dianggap Punya Makna Baik, Ada Lampion Merah dan Pohon Kumquat