Hambatan untuk Memilih STEM
Meski manfaat dari belajar dan berkarier di bidang STEM merupakan hal yang menarik dan persuasif bagi para first jobber di bidang tersebut, masih terdapat banyak hal yang dapat dilakukan untuk lebih mendorong anak perempuan dalam mempelajari ilmu di bidang STEM dan mengejar karier di bidang ini.
Di antara remaja perempuan yang disurvei, 30% dari responden berusia 17 – 19 tahun mengatakan bahwa mereka tidak akan memilih pekerjaan di bidang STEM walaupun mereka mempelajari mata pelajaran bidang tersebut.
BACA JUGA (Gokil! Ngelamar Kerja di Jepang Syaratnya Cuma Nyanyi Lagu Anime)
Sementara itu, anak perempuan berusia 12 – 19 tahun mengatakan mereka akan terus memegang persepsi bahwa mata pelajaran STEM itu sulit (39%) dan STEM merupakan karier yang bias gender (cenderung didominasi jenis kelamin tertentu).
Bahkan, dua dari lima anak perempuan percaya hanya sedikit anak perempuan yang memilih mata pelajaran STEM dikarenakan adanya persepsi bahwa pekerjaan STEM didominasi oleh laki-laki.
Walaupun partisipasi anak-anak perempuan berusia 15 – 19 tahun di bidang STEM merupakan salah satu yang tertinggi di wilayah Asia Pasifik, tapi dibandingkan dengan negara lain, Indonesia menjadi negara yang paling mendekati untuk menutup adanya kesenjangan gender (gender gap).
Hanya 26% dari anak-anak perempuan di Indonesia (dibandingkan dengan 39% rata-rata di wilayah tersebut) yang menyatakan bahwa anak-anak perempuan lebih cenderung untuk tidak memilih mata pelajaran STEM ketika melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki.
BACA JUGA (Meski Capek, Kuliah Sambil Bekerja Ternyata Banyak Manfaatnya Loh!)
“Berkarier dalam bidang STEM memberi kesempatan bagi para perempuan untuk memberi dampak positif kepada dunia melalui kepemimpinan serta kreativitas mereka.
Untuk membangun generasi masa depan dari para pemimpin perempuan di bidang STEM, kita harus senantiasa menginspirasi, melibatkan, dan menumbuhkan minat anak-anak perempuan terhadap bidang STEM sejak usia dini,” ujar Georgette Tan (Senior Vice President, Communications, Asia Pasifik, Mastercard). (*)