Grid.ID - Epidemi obat bius, ganja dan alkohol sudah menyebar di kalangan anak muda di AS selama satu dekade lebih.
Para pengamat melihat penurunan jumlah perokok berdampak kepada meningkatnya jumlah penyalahgunaan obat-obatan, walaupun sudah banyak kampanye anti obat-obatan di sekolah dan universitas.
Seperti dilansir Grid.ID dari infokomputer.com, saat ini banyak peneliti mengungkapkan komputer dan smartphone mampu menstimulus dan menghibur otak anak muda di AS sehingga mau meninggalkan obat-obatan.
Hal itu terbukti dengan peningkatan jumlah pengguna smartphone dan tablet seiring menurunnya jumlah pemakai obat-obatan.
BACA JUGA (Kocak Banget, Kamu Dipaksa Teriak untuk Main Game Macan Cisewu Ini)
Nora Volkow (Direktur National Institute on Drug Abuse) mengatakan ia akan mulai penelitian tentang dampak smartphone yang membuat konsumsi obat-obatan menurun di kalangan anak muda.
Penggunaan ganja, kokain dan ekstasi terus turun dan LSD tetap stagnan di kalangan anak muda.
Sebaliknya, konsumsi heroin meningkatkan di kalangan orang dewasa.
BACA JUGA (Mitos atau Fakta, Cowok Main Game Kekerasan Bisa Bikin Agresif?)
“Anak-anak muda bisa sangat ketagihan ketika bermain game di smartphone, mirip dengan obat-obatan,” katanya seperti dikutip nytimes.
Silvia Martins (Pakar Columbia University) mengatakan interaksi Internet dan obat-obatan di antara anak-anak muda sebagai “highly plausible”.
“Bermain video games, menggunakan sosial media dapat memenuhi dahaga anak muda mencari sensasi dan aktivitas."
Nyeseknya Curhatan Jessica Iskandar Usai Sang Ayah Meninggal Dunia: Terima Kasih Papa...