Saat Mobile World Congress 2017 terselenggara, para pengunjung terkesima dengan kebangkitan telepon yang dahulu sempat terjual hingga 126 juta unit di dunia ini.
Beberapa perubahan dibuat akan tetapi hal terbaik dari gawai mungil ini tetap terlihat.
Dari desain yang mirip dan permainan fenomenal snake tetap muncul.
Tetapi fitur baru ikut hadir seperti program-program yang ditampilkan di layar berwarna, kamera 2 megapiksel, dan koneksi Bluetooth.
Di balik fitur-fitur modern ternyata sang “Dumbphone” memiliki kelemahan fatal yaitu jaringan internet yang masih 2G.
Padahal kebanyakan pesaing yang berada di pasar telah menggunakan 3G bahkan 4G.
Lalu, memangnya kenapa bila hanya 2G?
Jaringan yang digunakan pada tahun 1990-an ini dianggap kuno dan beberapa negara pun telah mematikan layanannya.
Perlahan-lahan negara lain akan meninggalkan 2G dan telepon seperti Nokia 3310 tidak akan bisa digunakan.
Contoh terbarunya adalah perusahaan telekomunikasi Telstra di Australia yang menutup layanan 2G pada bulan Desember 2016.
Memang sulit untuk menyalahkan para penyedia layanan telepon karena memang semuanya telah meninggalkan 2G.
Dalam posisi ini, Nokia 3310 semakin terlihat sebagai “Dumbphone” karena teknologi mundur yang tidak diakomodir oleh masyarakat dan pasar.
Pak Tarno Derita Sakit Stroke, Istri Pertama Ngaku Ogah Jenguk Gegara Kelakuan Bini Muda: Pelakor Itu!