"Penderita hiperseks bisa diberikan obat-obatan untuk mengurangi nafsu atau dorongan seksnya, di samping obat penenang," bilang Gerard.
(BACA JUGA: Tak Berdarah Saat Hubungan Seks Pertama Kali? Kata Dokter Bisa Saja, Ini Alasannya)
Sementara psikoterapi dibutuhkan karena hiperseks biasanya menimbulkan konflik dengan pasangan gara-gara pasangannya tak mau diajak berhubungan seks sementara dorongannya sudah begitu menggebu.
Disarankan pengobatan dilakukan bukan hanya oleh si penderita, tapi juga pasangannya mengingat dampaknya dirasakan oleh kedua belah pihak.
Pengertian dari pasangan jelas sangat dibutuhkan, semisal dengan berinisiatif mengajak berobat.
"Penderita hiperseks pasti mau menerima tawaran tersebut karena dia sendiri juga menyadari perilakunya tak bisa dibenarkan.
Dia enggak merasa bangga, kok, dengan kondisi hiperseksnya, apalagi kalau harus clash kiri dan kanan."
Menurut Gerard, si penderita sendiri justru merasa sedih dan tersiksa karena dia berusaha keras menahan dorongan seksual yang berlebihan, tapi tak kuasa bila keluhannya sudah tergolong parah.
"Jadi, pasangan yang hiperseks sebetulnya bukan orang egois seperti yang kerap'dituduhkan' banyak orang," tutupnya. (*)
5 Arti Mimpi Jadi Anggota KPPS Bukan Pertanda Buruk, Tenang Saja, Simak Penjelasannya
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |