Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Maria Tri Sulistyani atau yang akrab disapa Ria Papermoon mengaku tak pernah bosan menjalani profesinya sebagai pemain boneka sekaligus pendiri Papermoon Puppet Theatre.
Bahkan, Ria Papermoon mengaku bangga ketika orang-orang yang bergabung dengannya di Papermoon dapat menjalankan teater boneka tanpa didampingi dirinya.
"Saya seneng banget temen-temen di dalam Papermoon berkembang dan punya kesempatan yang sama kaya saya, mereka udah bisa jalan sendiri tanpa saya berangkat pentas workshop, sekarang punya hak bicara yang sama, dengan ilmu pengetahuan yang sama, itu yang bikin saya seneng banget," ungkap Ria Papermoon saat ditemui Grid.ID di Studio Papermoon Puppet Theatre, Sembungan, Bantul, Yogyakarta, Kamis (22/11/2018).
Baca Juga : Ketika Ayu Ting Ting Harus Menjadi Pengabdi Nyai, di Film Arwah Tumbal Nyai, Part Nyai
Hal lain yang membuat Ria Papermoon tak pernah bosan dengan profesi yang dilakoninya selama 12 tahu terakhir ini adalah antusias penonton.
"Yang buat saya ketemu banyak orang, setiap saya bikin karya dan diapresiasi, orang kasih alasan, komentar, persaan setelah nonton, banyak orang itu bahan bakar, ada alasan penting buat berkarya," ungkap Ria Papermoon.
Baca Juga : Punya Tubuh Seksi, Ria Winata Sering Didekati Pria Tajir dan Pernah Ditawari Mobil Mewah
Ria Papermon pun menceritakan salah satu karyanya yang mendapatkan respon yang cukup mengejutkan.
Dimana pementasan teater bonekanya dapat merasuki jiwa seseorang untuk menghayati dan membangkitkan kembali kenangan masa lalu setiap orang yang menonton pementasannya.
"Contoh kasus Puno kemarin, karya kami yang Laters To The Sky, itu kan karyanya kami dedikasikan untuk orang-orang yang merindukan orang tercinta yang udah meninggal dunia,"
"Bahkan kami meminta orang-orang yang kangen sama orang-orang tercinta, kirimin deh surat-suratnya ke kita, ntar kita kirimin ke langit. Setelah pementasan itu, orang-orang yang memeluk saya dan menangis kenceng banget, yang lama, banyak banget, ini alasan kenapa saya harus terus bikin karya," ungkap Ria Papermoon.
Baca Juga : 3 Santri Meninggal Akibat Kecelakaan Maut di Cipondoh, Ternyata Supirnya Masih Belasan Tahun!
Bisa melepaskan beban dan menunjukkan rasa rapuh yang selama ini dipendam oleh para penontonnya setelah menonton pentasnya adalah suatu hal yang melegakan.
"Memberi kesempatan mereka untuk menangis di depan banyak orang untuk bilang saya kehilangan itu penting buat saya," ungkap Ria Papermoon.
Baca Juga : Dewi Perssik Diduga Sindir Rosa Meldianti: Jangan Lupakan Orang Yang Berjasa
Tak hanya orang dewasa, anak kecil yang ikut serta menonton teater tersebut juga dapat membangun imajinasinya dan ikut menangis usai menonton pementasan tanpa dialog yang sebenarnya lebih bisa dipahami orang dewasa tersebut.
"Ketika kita bikin (pentas itu) untuk anak-anak usia 6-85 tahun, kita bilangnya gitu, surat ke langit yang datang dewasa semua, Papermoon itu penontonnya udqh penonton yang dewasa. Walau ada beberapa anak kecil yang nonton dan efeknya sama," ungkap Ria Papermoon.
(*)
Gunung Raung Erupsi Sehari Sebelum Natal, Pendaki Dengar Suara Ngeri ini dan Buru-buru Selamatkan Diri
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |