Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Jika sebuah pertunjukan teater ingin meraih banyak penonton, beda halnya dengan Papermoon Puppet Theatre.
Teater boneka ini malah yang membutuhkan sedikit penonton lebih menantang disetiap pementasannya.
"Pilihan kami tanpa kata-kata, tanpa dialog verbal, tantangannya karena orang berpikir kalo pertunjukan harus banyaknya orang yang nonton, tak bisa dengan Papermoon," ungkap Ria Papermoon saat ditemui Grid.ID pada program #Jalan2jenius di studio Papermoon Puppet Theatre, Sembungan, Bantul, Yogyakarta, Kamis (22/11/2018).
Baca Juga : Abaikan Sinyal Tubuh, Penyanyi Dira Sugandi Akhirnya Jatuh Sakit
Hal tersebut karena pertunjukan Papermoon Puppet Theatre harus akrab dan dekat dengan penonton demi kesuksesan pementasannya.
Setiap penonton harus menghayati dan harus fokus pada perrunjukan teater boneka tanpa dialog ini.
"Kami harus intim pertunjukannya, orang biar bisa kena betul dengan ceriitanya apa,"
"Kami butuh ketenangan, silent, jadi ruang-ruangnya juga sangat spesifik," ungkap Ria Papermoon.
Disamping itu, lebih seringnya Papermoon Puppet Theatre di luar negri, lantaran di Indonesia sangat jarang memiliki panggung kecil.
Dimana posisi pementasan Papermoon Puppet Theatre jaraknya harus dekat dengan penonton.
"Itu yang sebenernya buat Papermoon jarang pentas di Indonesia karena kebutuhan ruang, misal kita untuk pentas butuh Blackbox, di Yogya ada cuma satu, di Jakarta Salihara, trus di mana lagi kalo di Indonesia? Kebanyakan panggung-panggung di Indonesia besar-besar, muat 300 orang dengan kursi yang besar, jarak dengan panggung besar, karena diciptakan untuk pertunjukan yang grandi," ungkap Ria Papermoon.
Baca Juga : Lewat Pertunjukkan Boneka, Papermoon Puppet Ingatkan Milenial Soal Sejarah
Papermoon Puppet Theatre biasanya hanya ditonton oleh 100 hingga 150 orang di setiap pertunjukkannya, sehingga mereka acap kali pentas bukan dipanggung-panggung seperti teater pada umumnya.
"Pertunjukan Papermoon sangat intim, jadi kadang-kadang kita senengnya nyasarnya di galeri ruang yang kecil-kecil, kita pernah bikin pementasan di toko barang antik, rumah-rumah tua," ungkap Ria Papermoon.
Baca Juga : Dari Pola Hidup Tertutup hingga Cara Memberi Salam, Inilah 3 Tradisi Kehidupan Suku Sentinel
(*)
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |