Lebih dari ratusan tahun mereka menetap di kawasan Semper, Jakarta Utara dan telah berakulturasi dengan penduduk lokal.
Baca Juga : Natal 2018 : Resep Menu Makan Malam Natal Spesial Berbahan Pasta
Melansir dari laman kompas.com, Ketua Ikatan Keluarga Besar Tugu (IKBT), Erni Lissie Michiele (68) mengungkapkan tradisi Rabo-rabo sudah lama sekali dilakukan.
"Jadi kita berkunjung ke rumah sanak keluarga, ke tetanga kita. Setiap mampir ke rumah, nanti ada satu yang ikut. Sampai nanti ke rumah terakhir," ucap Michiels.
Rabo-rabo diambil dari bahasa Portugis yaitu kata Rabo yang berarti mengekor.
Oleh karena itu, tradisi ini diawali dengan mengunjungi beberapa gereja di sekitar Kampung Tugu.
Baca Juga : Natal 2018 : Dari Home Alone sampai Baby's Day Out, Inilah 4 Film yang Sering Diputar Saat Natal
Tak hanya gereja, para umat Kristiani juga mengunjungi rumah warga satu persatu sambil menyanyi dan menari diiringi musik tradisional Keroncong Tugu.
Uniknya, ketika sampai rumah warga mereka akan langsung berciuman pipi kiri dan kanan dengan keluarga rumah yang didatangi, bernyanyi, berjoget, sembari makan camilan, dan minum.
Setelah selesai dua sampai empat lagu yang diiringi lantunan musik lincah, mereka siap bergeser ke rumah warga lain.
Baca Juga : Natal 2018: Asal Usul Santa Claus dan Transformasinya Hingga Menjadi Seperti Sekarang
Namun, sebelum melaksanakan Rabo-rabo, para umat kristiani terlebih dahulu akan melaksanakan kebaktian doa atau ibadah bersama di gereja.
Warga yang rumahnya dikunjungi harus keluar rumah dan ikut mengekor pada rombongan, bergabung untuk menyanyi dan menari sambil mengunjungi rumah berikutnya.
5 Rekomendasi Drakor Kim Ji Won, Terbaru Jadi Dokter Jenius di Doctor X: Age of the White Mafia
Source | : | Kompas.com,tribunnews,kompas.id |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |