Baca Juga : Bikin Pangling! Intip Penampilan Seorang Wanita Setelah Turunkan Berat Badan Ratusan Kilogram Tanpa Operasi
Glukosa dan karbohidrat memiliki struktur senyawa yang membutuhkan waktu untuk terbakar dalam metabolisme tubuh sebagai energi.
Penumpukan glukosa dan karbohidrat berlebih dalam tubuh dapat memicu obesitas atau penyakit lainnya seperti diabetes mellitus.
Itu sebabnya kelebihan berat badan biasanya disebabkan oleh konsumsi gula berlebih.
Baca Juga : Ajaib, Ibu ini Berhasil Lahirkan Anaknya Dengan Berat Badan Hanya 19Kg
Dalam menurunkan berat badan, Arya menerapkan diet ketat pada konsumsi gula sesuai arahan dokter.
Pasca operasi penyempitan lambung, Arya mulai mengurangi konsumsi makanan manis dengan sangat baik.
Tidak hanya itu, ia juga mulai mengganti kebiasaannya mengkonsumsi 20 gelas minuman buahnya dengan air putih.
Baca Juga : Tak Lagi Pakai Baju Hamil, Melissa Berhasil Turunkan Berat Badan Sebanyak 66Kg
Hingga kini, Arya mengaku masih dalam pemantauan tim dokter yang mengharuskannya menjalani diet ketat dengan menghindari minuman manis dan mengonsumsi makanan sehat.
Arya pun bertekad untuk menurunkan berat badannya hingga di bawah 60 kg.
“Saya cuma dilarang minum yang manis-manis terutama minuman dalam kemasan dan harus rajin olahraga serta banyak makan buah-buahan,” tuturnya.
Baca Juga : Dulu Sulit Duduk, Wanita ini Berhasil Turunkan Berat Badan 104 Kg
Data dari World Health Organization (WHO) pada 2013 mencatat, persentase obesitas anak di Indonesia termasuk yang tertinggi di ASEAN.
Dilanasir Grid.ID dari Kompas.com, data itu menyebutkan hampir 12 persen anak Indonesia mengalami obesitas.
Angka ini melonjak drastis dibandingkan data pada dekade 2000-an.
Baca Juga : Berat Badannya Turun Hingga 91 Kg, Arya Permana Ingin Jadi Pilot
Pada tahun 2001, jumlah penderita obesitas anak di Indonesia hanya sebesar 2 persen, dan meningkat menjadi 5 persen pada 2004, dan melonjak tajam menjadi 11 persen pada 2007 lalu.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada 2013 juga menunjukan lonjakan penderita obesitas anak di Indonesia terjadi hampir di semua kelas sosial.
Dimana selisih persentase penderita obesitas pada keluarga kaya (15 persen dan keluarga miskin (12 persen) hanya 3 persen. (*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews,Nhs.uk |
Penulis | : | Tata Lugas Nastiti |
Editor | : | Tata Lugas Nastiti |