"Tidak betah dengan kita, ibu bilang 'kami punya kehidupan sendiri'," ujar Raymundus.
Raymundus mengatakan, bahwa nenek Margaretha hanya mau menginap jika ada anaknya atau cucunya yang sakit.
"Paling lama 2-3 hari pasti sama kita. Begitu (anak cucu) pulih, tinggal pasti," cerita Raymundus.
Mengutip Kompas.com, fasilitas serta bantuan yang diberikan putranya sebagai Bupati TTU, ditolak oleh nenek Margaretha dan suami.
Baca Juga : Kisah Hassan al-Kontar, Pria Suriah yang Tidur 7 Bulan di Bandara Malaysia, Kini Berhasil Terbang ke Kanada
Alasannya, nenek Margaretha tidak ingin membebani anak-anaknya.
"Kami tidak mau membebani anak kami karena dia itu kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari," ungkap nenek Margaretha seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Tetap memilih untuk hidup sederhana walau putranya telah sukses menjadi bupati, nenek Margaretha tetap tak lupa untuk selalu menasehati putranya, orang nomor 1 di Kabupaten TTU.
"Saya selalu pesan buat anak saya untuk kerja yang baik, untuk rakyat, dan jaga nama baik keluarga," ujar nenek Margaretha.
(*)
Gunung Raung Erupsi Sehari Sebelum Natal, Pendaki Dengar Suara Ngeri ini dan Buru-buru Selamatkan Diri
Source | : | Kompas.com,Youtube Trans7 Official |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |